SUDIRMAN, METRO – Hampir seluruh anggota DPRD Kota Padang kembali maju menjadi calon legislatif (caleg) pada Pemilu 2019. Namun, meski jadi incumbent, belum tentu seluruhnya akan terpilih kembali. Tingkat keterpilihan mereka akan diukur kembali sejauh mana mereka telah berbuat bagi masyarakat. Jika warga menganggap ada yang tak layak lagi, maka sisap-siaplah untuk tidak lagi terpilih.
Bagi petahana, kewajiban politiknya yang mesti dia lakukan selama ini adalah merawat konstituennya. Jika mereka bisa bekerja maksimal memperjuangkan apa yang mereka janjikan kepada konstituennya, mungkin mereka akan terpilih kembali. Namun sebaliknya, jika tidak, siap-siaplah untuk ditinggalkan warganya sendiri.
Seperti diketahui, beragam cara dilakukan para caleg termasuk petahana untuk bisa kembali mendapatkan suara sebanyak-banyaknya. Mulai dari mengobral janji-janji politik, meski terkadang ada pula yang tidak ditepati. Sebenarnya mereka tidak bisa lagi mendekati calon pemilih hanya dengan iming-iming saja. Apalagi , jika itu dilakukan hanya menjelang pemilihan saja.
Merespon hal itu, Pengamat Politik dari Universitas Andalas (Unand), Najmudin M Rasul menerka, perilaku caleg petahana di Kota Padang yang gemar mengumbar janji membuat sebagian besar masyarakat jenuh dengan janji politik sehingga mereka tidak tertarik menggunakan hak suaranya.
“Cara itu (mengobral janji) membuat masyarakat tidak tertarik datang ke TPS. Karena, masyarakat tidak lagi mementingkan untuk sesaat, tetapi kepentingan hidupnya lima tahun ke depan,” kata Najmudin, kemarin.
Ia menjelaskan, menjadi petahana itu tidaklah mudah. Dan tidak bisa pula menjadi jaminan untuk terpilih kembali. Mereka tidak bisa lagi hanya sekedar mengandalkan spanduk atau baliho. Sebab mereka sudah punya rekam jejak bagi masyarakat. Sebab masyarakat sudah cerdas menilai mana yang layak dan mana yang tidak untuk menjadi wakil mereka duduk diparlemen.
Najmudin menilai, masa kerja caleg petahana selama lima tahun ini bisa mempengaruhi keterpilihan mereka di 2019. Sebab, petahana sejatinya diuntungkan dengan jabatan mereka. Hanya saja, pemilih yang rasional tentu melihat kinerja para petahana saat menjadi anggota parlemen.
Lebih lanjut, kata Najmudin, petahana sejatinya memiliki keuntungan dari segi fasilitas yang mereka miliki saat menjadi anggota dewan. Bermodal fasilitas yang melekat pada anggota parlemen itu, jam terbang caleg petahana lebih unggul dibandingkan caleg baru.
“Kans mereka (caleg petahana) diakui memang lebih memiliki fasilitas, dan berpeluang mengambil hati rakyat. Namun, rakyat sekarang sudah sangat cerdas dalam kontestasi politik. Mereka hanya butuh bukti, bukan janji-janji politik,” kata Najmudin.
Maka dari itu pula, Najmudin menyarankan, caleg petahana perlu dituntut menonjolkan kinerja apik saat berstatus sebagai anggota parlemen. Karena jika tidak, kata dia, konstituen atau masyarakat dapat memanfaatkan penilaian itu saat menjatuhkan caleg petahana.
“Kalau selama masa lima tahun ini mereka (caleg petahana) kurang memperjuangkan aspirasi masyarakat. Bisa jadi status petahana hanya menjadi pemanis saja. Ada kesempatan bagi masyarakat untuk mengabaikan mereka,” tukas Najmudin.
Sementara, salah seorang masyarakat yang enggan disebutkan namanya itu mengaku kecewa kepada anggota dewan yang sekarang duduk di parlemen. Menurut dia, setelah terpilih menjadi anggota dewan kebanyakan tidak melaksanakan janji yang pernah disampaikan saat kampanye dahulu.
“Ada anggota dewan yang saat ini duduk di tingkat provinsi, tidak peduli dengan kami (masyarakat). Padahal dulu mereka datang ke tempat kami berjanji akan memberikan lampu jalan. Tapi tidak ada terealisasi sampai sekarang,” kata dia.
Warga Padang lainnya, Andre (47) mengatakan, jika sekarang ada caleg petahana yang maju, dia bersama warga lainnya tidak akan memberikan dukungan penuh, dan enggan memilih. Dia khawatir akan terjadi hal serupa jika sudah duduk kembali di parlemen sangat sulit dihubungi.
“Banyak yang tidak tepari janji. Janji yang dulu saja belum dipenuhi, kenapa harus dipilih lagi. Berjanji memberikan ini dan itu, namun faktanya tidak ada, kita tidak akan mendukung lah,” kata Andre dengan nada kesal. (mil)