Ia secara khusus menyerukan agar kesadaran dan tanggung jawab kebersihan ini diimplementasikan secara nyata dalam setiap kegiatan publik yang melibatkan keramaian, seperti CFD.
Fadly Amran tidak hanya menyasar kesadaran masyarakat, tetapi juga mengingatkan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan CFD. Ia meminta agar dilakukan evaluasi mendalam terhadap teknis pelaksanaan CFD, terutama dari aspek pengelolaan kebersihan.
Wali Kota secara spesifik menyoroti adanya kelemahan dalam pengawasan petugas di lapangan terhadap perilaku pengunjung yang masih saja membuang sampah sembarangan.
Selain itu, ia juga melihat masih rendahnya kesadaran pribadi para pengunjung CFD untuk secara mandiri menjaga kebersihan area kegiatan. “CFD telah berlangsung beberapa tahun, tetapi pengawasan kebersihan masih lemah,” kritiknya.
Ia berharap adanya perbaikan signifikan ke depan. “Kami berharap ke depan ada koordinasi yang lebih baik agar semangat hidup sehat tidak dicederai oleh tumpukan sampah,” pungkasnya, berharap agar esensi CFD sebagai ajang hidup sehat tidak dirusak oleh masalah kebersihan.
Untuk diketahui ajang CFD tidak hanya digunakan bagi warga Kota Padang untuk berolahraga, tapi juga buat berburu kuliner dan sarapan pagi. Pasalnya, di sepanjang rute CFD banyak dijumpai pedagang makanan, minuman bahkan pedagang kecil lainnya yang menjajakan berbagai produk.
Hal ini menjadi daya tarik sendiri bagi warga yang berolahraga. “Banyak yang jualan makanan enak-enak. Bahkan ada juga yang jual sembako, seperti bawang, cabai hingga sayuran. Tapi, kita tetap harus menjaga kebersihan juga. Jika makan, harus dibuat pada tempatnya,” ulas Dewi (37), warga Jati yang sering mengajak anak-anaknya untuk CFD setiap Minggu pagi. (ren)




















