Lebih jauh Hermayeni menyebutkan, harga jual turun dibawah Rp. 30 ribu itu terjadi sejak satu bulan terakhir di tingkat peÂtani di Kota Payakumbuh. Kedepannya, Ia berharap Pemerintah Daerah ataupun pihak terkait bisa menjaga harga, termasuk menyediakan pupuk deÂngan harga terjangkau sehingga biaya produksi bisa terus ditekan.
“Tentu kedepanya haÂrapan kami agar harga jual cabe bisa membaik, minimal stabil agar petani bisa mendapatkan keuntungan dan menutupi biaya proÂduksi. Termasuk menyediakan pupuk dengan harga terjangkau,” tutupnya.
Tidak hanya harga cabe nano-nano yang terjun bebas, tetapi harga cabai raÂwit juga merosot. Sehingga membuat petani cabe rawit lemas. Karena petani juga harus berhadapan dengan banyaknya penyakit cabe rawit yang bisa membuat petani gagal paÂnen.
Belum lagi mahalnya harga pupuk dan pestisida, membuat petani merugi bila harga cabe anjlok. “Kalau saat ini dengan harga jual petani dibawah 20 ribu, itu tidak ada dapat untung, karena perawatan cabe saat inibutuhkan biaya besar terutama untuk beli pupuk dan pestisida yang mana harganya sangat mahal,” ungkap salah seorang petani cabe. (uus)




















