Namun, ia mengapresiasi pihak Kementerian Luar Negeri, KBRI Phnom Penh, serta masyarakat sipil yang turut mengadvokasi dan memfasilitasi proses pemulangan jenazah Rizal.
Ia menekankan, adanya kritik terhadap proses pemulangan jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) tersebut dinilai bisa menjadi hal membangun agar sistem ke depan lebih baik.
“Berbagai kritik terhadap proses ini harus dilihat dalam kerangka yang konstruktif untuk terus membangun sistem yang lebih baik. Kita memang perlu terus meningkatkan kerjasama dengan negara-negara seperti Kamboja, Thailand, dan lainnya yang sering menjadi destinasi PMI kita,” tegas Willy.
Sebagaimana diketahui, Rizal Sampurna yang merupakan warga Banyuwangi, Jawa Timur, meninggal dunia setelah bekerja selama beberapa waktu sebagai operator judi online. Rizal diduga menjadi korban perdagangan orang di Kamboja.
Jenazah Rizal berhasil dipulangkan ke kampung halamannya setelah pihak keluarga berjuang selama dua bulan untuk membawa pulang almarhum yang disebut meninggal dunia akibat serangan jantung. Pihak keluarga menyatakan mendengar kabar Rizal meninggal setelah baru dua pekan pria berusia 30 tahun itu bekerja di Kamboja. (jpg)
















