Menurutnya, pengetahuan lokal yang ditulis dengan baik tidak hanya berperan dalam pelestarian budaya, tetapi juga memiliki potensi sebagai daya tarik wisata dan media edukasi bagi generasi muda. “Budaya adalah akar kita. Jika penulisan kita mampu menyentuh dan menghidupkan nilai-nilai lokal, maka kita sedang membangun jembatan antara masa lalu dan masa depan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Muharram, menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kompetensi dan kapasitas penulis pemula di daerah. Kegiatan ini juga bertujuan menambah jumlah penulis kreatif yang mampu melestarikan kearifan lokal serta mengembangkan konten literasi berbasis budaya. “Kami ingin menciptakan ekosistem kepenulisan di daerah, menyediakan ruang belajar dan berlatih keterampilan menulis, mendorong kreativitas serta daya ekspresi peserta. Harapannya, kegiatan ini dapat membentuk karakter cinta budaya dan identitas daerah, sekaligus menumbuhkan semangat literasi,” ujarnya.
Lebih jauh, Muharram menyebutkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi menulis, mendorong penerbitan karya, dan mendukung program literasi serta pelestarian budaya daerah.
“Pelaksanaan bimtek ini terbagi dalam empat tahap. Tahap I adalah persiapan dan penugasan penulisan bagi peserta. Tahap II merupakan penelaahan hasil penugasan. Tahap III berupa evaluasi dan finalisasi karya, dan Tahap IV adalah proses membukukan dan menerbitkan karya tulis peserta,” jelasnya. (end)




















