Kemudian di babak perempat final melawan Thailand, Rinov/Gloria yang kembali diturunkan juga kalah dari Dechapol Puavaranukroh/Supissara Paewsampran. Adapun saat semifinal kontra Korea, giliran Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang kalah saat berjumpa dengan Seo Seung Jae/Chae Yu Jung.
“Di ganda campuran memang kita tahu bersama hasilnya selama di Piala Sudirman belum maksimal. Mereka harus meningkatkan level permainan. Ini harus dibenahi bersama,” terang Didi, sapaan akrab Eng Hian.
PBSI juga menyoroti ganda putri. Dua pasangan yang dibawa, Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi dan Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dianggap Eng Hian masih belum terlalu maksimal.
Kiprah ganda putri di Piala Sudirman 2025 sebenarnya lumayan. Ana/Tiwi mampu meraih kemenangan saat melawan Inggris dan Denmark, sedangkan Lanny/Fadia berhasil menyumbang poin untuk Indonesia ketika menghadapi India dan Thailand.
Tapi, ketika semifinal melawan Korea, duet racikan baru Amallia Cahaya Pratiwi/Siti Fadia Silva Ramadhanti menelan kekalahan dari pasangan Baek Ha Na/Lee So Hee di laga penentuan.
Menurut Didi, tim ganda putra harus bekerja keras lagi agar bisa bersaing di level elite melawan pasangan-pasangan top seperti punya Korea yang kini duduk di nomor tiga dunia.
Eng Hian menyiratkan salah satu caranya adalah dengan tim pelatih membuat formula baru. Tapi dia tak menjelaskan lebih rinci.
“Untuk ganda putri ini yang masih harus bekerja keras. Untuk ke level Super 500 ke atas di sektor ini belum punya andalan lagi. Ini yang harus dikuatkan dan ditingkatkan programnya atau mencari formula baru,” pungkas Didi. (jpg)




















