Ketua Umum Adinkes M. Subuh menjelaskan, sebagai mitra pemerintah, mereka ikut mendorong perangkat desa melakukan kontrol terhadap stunting. “Kita melakukan evaluasi terhadap kinerja program terutama pengentasan stunting dan penyakit menular yang dilakukan dinas kesehatan,” katanya.
Dengan kehadiran perwakilan dinas kesehatan dari seluruh wilayah, akan menjadi suatu pengetahuan bersama. Nantinya mereka dapat sosialisasikan dan advokasi terhadap perangkat desa di daerah masing-masing.
Model pendekatan melalui perangkat desa itu, dikatakan Subuh mendapat respon positif dari masyarakat. “Karena itu kita terus berinovasi dengan kreativitas dengan menggandeng banyak pihak, pemerintah, organisasi dalam dan luar negeri, masyarakat dan swasta,” jelasnya.
Melalui Program Generasi Maju Bebas Stunting Award 2025, Nutrical, dan Buku Dana Desa mereka menggandeng semuanya untuk pelaksanaan program hingga satu tahun ke depan. “Ini adalah partisipasi masyarakat yang diwakili oleh Adinkes,” jelas Subuh.
Generasi Maju Bebas Stunting Award 2025 merupakan upaya pencegahan stunting secara berkelanjutan. Kegiatan ini mendorong Dinas Kesehatan melakukan inovasi dalam mencegah stunting. Penghargaan hasil kolaborasi Adinkes dengan lintas sektoral terdiri dari tiga kategori.
Yaitu inovasi pengolahan pangan lokal dan PKMK untuk mengentaskan stunting. Penggunaan kolaborasi lintas sektor dan teknologi informasi dalam program penurunan stunting. Serta pemberdayaan dan edukasi masyarakat untuk penggunaan ASI serta pelaksanaan rujukan berjenjang. (jpg)
















