Kedurhakaan telah menjadi tabiat manusia masa kini. Durhaka pada diri, durhaka pada sosial, bahkan pada pikiran sendiri. Jari jemari, mulut, telinga, dan mata seakan membatu, menyakiti orang lain tanpa ragu.
Demi kebaikan yang kita dambakan, hati pun ikut mengeras, tak lagi mampu merasakan pedih. Segala hal menjadi kaku, kacau, dan kita terjebak dalam rantau pikiran.
Awan gelap datang! Segera gulung layar. Ini lautan yang petirnya tak pernah padam, sejak seratus tahun. Matahari tak pernah redup, hanya siang dan malam yang berganti.(fan)



















