“Materi juga mencakup informasi seputar regulasi keselamatan kebakaran serta tips menjaga lingkungan agar tetap aman dari potensi kebakaran,” jelasnya.
Kemudian, untuk tahap kedua merupakan sesi praktik, di mana peserta diajak mencoba langsung penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) serta alat tradisional seperti handuk dan karung goni basah.
“Siswa dan guru berlatih memadamkan api kecil agar siap menghadapi situasi darurat secara cepat dan tepat. Kami melihat antusiasme yang tinggi. Baik siswa maupun guru kini lebih siap dan percaya diri dalam mengambil langkah pencegahan dan penanganan kebakaran,” ujarnya.
Budi Payan berharap melalui Damkar Goes to School, terciptanya budaya tanggap bencana di lingkungan pendidikan serta peningkatan kapasitas warga sekolah dalam menghadapi risiko kebakaran. (brm)




















