PADANG, METRO – Sumbar merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi bencana. Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar terus mengencarkan sosialisasi dan pelatihan kebencanaan.
”BPBD harus gencarkan sosialisasi dan pelatihan kebencanaan kepada stakeholder terkait masyarakat. Selain itu, juga harus ada aksi di lapangan,” kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, saat kegiatan Table Top Exercise (TTx) Command Post Exercise (CPx) dan Pengenalan Field Trainning Exercise (FTe), Kamis (4/4) di Hotel Kriyad Bumi Minang.
Nasrul Abit tidak memungkiri, saat ini sudah ada beberapa daerah yang lakukan sosialisasi langsung ke lapangan. Nasrul Abit menyontohkan Pemko Padang yang sudah melakukan sosialisasi kebencanaan ke rumah warga dan sekolah-sekolah.
”Pemko Padang sudah lakukan sosialisasi ke lapangan, bahkan sudah melakukan sosialisasi ke-30 ribu rumah dan 100 sekolah. Sosialisasi berupa pelatihan dan kebencanaan. Diharapkan daerah lain juga lakukan hal yang sama. Langsung berikan pemahaman ke masyarakat,” imbaunya.
Selain terjun langsung ke lapangan dengan berikan sosialisasi ke masyarakat, Pemprov Sumbar melalui BPBD Sumbar bersama stakeholder terkait juga telah melakukan penanaman pohon disepanjang pesisir pantai di Sumbar. Penanaman pohon bertujuan untuk meminimalisir dampak dari potensi gempa dan tsunami.
Dikatakannya, dari penelitian ketahanan pohon lebih kuat daripada batu grip untuk menahan gelombang air laut. Batu grip hanya memecah, namun jika pohon akan menahan laju air yang naik ke daratan.
”Lebih kuat pohon menahan laju gelombang air laut daripada batu grip, itu berdasarkan penelitian dari BNPB,” terangnya.
“Kita telah lakukan penanaman pohon di sepanjang pesisir pantai Sumbar. Kita minta kepala daerah agar mengajukan permohonan penanaman pohon ke Korem 032 Wirabraja, agar disiapkan bibit untuk ditanam,” tambahnya lagi.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Rumainur mengatakan, kegiatan Table Top Exercise (TTx) Command Post Exercise (CPx) dan Pengenalan Field Trainning Exercise (FTe) dilaksanakan selama tiga hari, mulai Kamis (4/4) hingga Sabtu (6/4). Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman kebencanaan stakeholder terkait. Terutama dalam penanggulangan potensi bencana
”Pemahanan diberikan terutama terkait rencana kontijensi, standar operasional prosedur (SOP) dan Early Warning System (EWS) tsunami. Melalui kegiatan ini diharapkan penanganan darurat kebencanaan berjalan secara efektif dan terkoordinasi,” harapnya. (fan)