“Selama ini Ahlusssunnah Wal Jamaah dipahami formula ilmu qalam, argumentasi aqidah dan sebagainya. Ada sisi sangat penting bahwa Ahlusssunnah Wal Jamaah lahir dibangun sebagai wahana mempersatukan kelompok-kelompok umat Islam. Sehingga lahir peradaban besar di atas pondasi Ahlusssunnah Wal Jamaah,” terangnya.
Yahya juga menambahkan, NU harus bekerja sekuat-kuatnya untuk kemaslahatan umat. Indonesia makmur apabila NU sungguh-sungguh menjadi nasional. NU bisa hadir sebagai kekuatan yang sungguh- sungguh menopang kehidupan berbangsa dan bernegara. Yahya juga mengingatkan Pengurus PWNU Sumbar, dengan telah dibaiatnya Pengurus PWNU Sumbar yang baru, maka pengurus berbaiat untuk berjihad. “Dengan baiat ini maka amanah anda semua yang telah dibaiat, bukan hanya dari NU, tetapi juga amanat dari kehadirat Allah SWT. Jangan sampai mengkhianati Allah dan Rasulnya serta amanah yang telah diberikan,” tegasnya.
Kapolda Sumbar, Irjend Pol Gatot Suryanta mengucapkan selamat atas pelantikan Pengurus PWNU Sumbar peridoe 2025-2030. NU menurutnya, bukan hanya organisasi keagamaan tapi pilar penting menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara. Kepemimpinan dan amanah yang diemban Pengurus PWNU Sumbar menjadi cara dakwah yang luhur dan bertanggungjawab. “Kami mengajak Pengurus PWNU Sumbar bersinergi dan berkolaborasi dalam pelayanan umat dan memecahkan permasalahan di Sumbar. Kami siap ke depan NU dan kepolisian kehadirannya dapat dirasakan manfaat bagi Sumbar. Sehingga Sumbar aman, kondusif sejahtera rukun dan damai,” harapnya.
Wagub Sumbar, Vasko Ruseimy berharap dengan dikukuhkannya Pengurus PWNU Sumbar yang baru menjadi kebangkitan NU di Sumbar. “Kami berharap NU bisa memberikan masukan untuk berkembangnya pembangunan di Sumbar, melahirkan kebijakan- kebijakan yang terus menjaga kesinambungan, membuat gerak cepat membangun Sumbar lebih baik ke depan,” harapnya.
Ketua PWNU Sumbar periode 2025-2030, Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D bersyukur, pelantikan yang dilaksanakan hari ini dihadiri 2.640 Pengurus PCNU se-Sumbar. Kondisi ini berbeda saat dirinya dilantik menjadi Ketua PWNU Sumbar periode sebelumnya, lima tahun lalu. Di mana hanya dihadiri 200 orang dan dilaksanakan di Auditorium Gubernuran.
Selama lima tahun memimpin PWNU Sumbar, Ganefri mengungkapkan telah banyak membawa perubahan. Tata kelola dan tertib administrasi yang diterapkan PBNU membawa PBNU semakin besar dan berdampak terhadap perubahan PWNU Sumbar ke arah lebih baik. “Tata kelola persuratan dan administrasi luar biasa. Kemudahan yang diberikan PBNU sangat membantu tata kelola administrasi PWNU Sumbar,” ujarnya.
Selain itu, kebijakan PBNU melakukan digitalisasi, juga ditindaklanjuti PWNU Sumbar dengan meluncurkan halaman web yang menaungi 19 PCNU kabupaten kota di Sumbar. “Semua aktivitas dari cabang bisa masuk web PWNU Sumbar. Sangat friendly untuk melampirkan aktivitas kegiatan PCNU,” terangnya.
Perkembangan lain yang dilakukan, Pengurus PWNU Sumbar dan PCNU Kabupaten Kota se-Sumbar sebelum puasa di bulan ramadan telah melakukan proses kaderisasi. Bahkan kaderisasi ini dilakukan setiap bulan. “Proses pengkaderan inilah yang membawa NU membumi di Ranah Minang,” terangnya. Selama lima tahun, terang Ganefri, kini cukup banyak masyarakat Sumbar yang ingin berkhidmat di NU. Karena itu, pengurus yang masuk PWNU Sumbar dilakukan sangat selektif. (fan)
