Lebih lanjut ia mengatakan bahwa untuk meÂwujudkan kota tujuan wisata, bukan hanya mengunjungi destinasi wisata yang kita punya saja, tetapi juga dengan berbagi kegiatan wisata yang dapat menarik minat pengunjung untuk datang, bisa seperti wisata budaya, wisata olahraga dan wisata Pendidikan, ungkapnya. “Ke depan, kami telah menginstruksikan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), untuk memetakan apa saja wisata atau budaya yang menjadi ciri khasnya, sehingga kita dapat menjadikan Desa/Kelurahan yang ada di satu kanagarian, sebagai desa wisata yang mempunyai ciri khas senÂdiri,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, ia juga meminta tolong kepada niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai dan tokoh masyarakat, dimana generasi muda memang saat ini sedang mengalami krisis moral, diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat menjaga tatanan kebudayaan yang punya, dari hal-hal yang berbuat negative. “Ke depan, kita juga berharap, agar kegiatan alek nagari ini dapat kita laksanakan setiap taÂhun, sebagai event pelestarian budaya dan sekaligus wisata, apalagi kegiatan ini didukung oleh sponsor, sangat membantu meÂwuÂjudkan visi dan misi daerah,” ujarnya.
Sementara itu BudayaÂwan Sumatera Barat yang juga Panitia Pengarah Edi Utama menceritakan dirinya berkeinginan untuk meÂngaÂÂdakan suatu event yang mengangkat budaya Minangkabau di Kota Pariaman. “Budaya Minang harus dilestarikan, terutama untuk generasi muda saat ini yang sibuk dengan gadgetnya, dan dengan adanya Alek Nagari ini, kita berupaya untuk mengumpulkan yang taserak dan memupuk tali silaturahmi antar nagari, karena dengan budaya, kita dapat mempersatukan dari anak-anak, generasi muda sampai yang sudah tua,” terangnya.
Gelaran event budaya alek nagari Sunua Kuraitaji ini diselenggarakan di laga-laga Desa Marunggi, Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman yang berlangsung selama 10 hari, yang disponsori oleh Djarum Coklat. “Dalam gelarannya, acara alek nagari akan menampilkan silek ulu ambek, silek galombang, silek tradisi dan beberapa silek lainnya. Namun, tidak hanya silek saja, tapi juga ada tari indang, pasar rakyat dan silaturahmi tuo silek serta dialog kebudayaan, yang salah satu menjadi narasumbernya budayawan Nasional Zatrow,” ungkapnya. (efa)
















