Digelarnya pemutaran film di lingkungan hunian relokasi menjadi bentuk empati dan dukungan moral. Di tengah tantangan membangun kembali kehidupan, warga disuguhi tontonan yang menyentuh dan membangkitkan semangat.
“Kegiatan ini menjadi penghibur sekaligus pembangkit semangat bagi saudara-saudara kita yang baru saja menempati rumah baru. Semoga menjadi awal yang baik dalam kehidupan baru mereka,” tambah Firdaus.
Melalui visual yang kaya budaya, film ini menampilkan kekayaan alam, adat, dan tradisi Minangkabau, sekaligus menjadi bukti bahwa seni bisa menjadi jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.
“Kami berharap karya-karya Sanggar Seni Si Anak Minang dapat terus berkembang dan dikenal hingga ke tingkat nasional, bahkan internasional,” tutup Firdaus dengan optimis. (pry)




















