Pupuk Indonesia juga menyatakan komitmen untuk merespons cepat berbagai persoalan di lapangan, mulai dari kelangkaan hingga pelanggaran HET.
“Kami terbuka menerima keluhan petani. Segala bentuk penyimpangan akan ditindaklanjuti agar program ini benar-benar bermanfaat,” ujarnya.
Fajar Ahmad, Manajer Penjualan Wilayah Sumbar-Riau-Kepri, menegaskan bahwa swasembada pangan hanya bisa terwujud dengan kerja sama seluruh elemen, termasuk pengecer dan distributor.
“Program ini jadi wujud komitmen kami agar pupuk bersubsidi benar-benar sampai ke petani dengan harga terjangkau dan jumlah yang cukup.”
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Bukittinggi, Hendry, menyatakan stok pupuk bersubsidi di wilayahnya dalam kondisi aman. Ia juga menyambut baik kolaborasi ini dan berharap para petani dapat mengoptimalkan pemanfaatan pupuk.
“Untuk 2025, kami targetkan 100 persen petani penerima manfaat dapat mengakses pupuk subsidi. Saat ini baru terealisasi 15,9 persen untuk urea dan 23,5 persen untuk NPK,” jelasnya. (pry)




















