Kakak Ipar Korban, Fitri, mengatakan pembongkaran diminta pihak keluarga karena banyaknya kejanggalan yang dilihat keluarga ketika korban disemayamkan di rumah duka di Desa Tungkal, Kecamatan Pariaman Utara.
“Karena tidak adanya pihak keluarga di sana, jenazah korban ini kami ketahui meninggal setelah dilakukan evakuasi oleh masyarakat lalu dibawa ke kampung untuk dimakamkan,” ujarnya.
Fitri menyebut, di Inhu, korban tinggal bersama istrinya, sejak tiga tahun terakhir, pekerjaan korban merupakan karyawan di toko emas. Saat sampai di rumah duka, kondisi korban sudah terbungkus dan siap dimakamkan, tapi pihak keluarga melihat adanya kejanggalan yang kasat mata.
“Kejanggalan paling jelas terlihat saat pihak keluarga meminta surat hasil autopsi, namun, tidak kunjung diberikan. Meski istri korban sudah mengamini, korban meninggal karena bunuh diri murni, kami tetap berusaha mencari tahu penyebab sebenarnya,” ujar Fitri.
Fitri, menuturkan bahwa keluarga baru mendapat informasi setelah jenazah sudah dalam perjalanan ke rumah duka. Saat tiba di Pariaman, tubuh Andre sudah dalam kondisi terbungkus rapi dan siap dimakamkan. Hal itu memunculkan tanda tanya besar di benak keluarga.
“Kami tidak sempat melihat kondisi korban sebelum dimakamkan. Tidak ada keluarga yang menemani proses evakuasi di Riau. Bahkan hasil autopsi awal pun tak pernah diberikan ke kami,” tutup Fitri. (ozi)

















