“Budaya Minangkabau adalah warisan yang kaya dan harus terus kita jaga bersama. Silaturahmi seperti ini adalah momentum penting untuk memperkuat jati diri serta mempererat rasa kebersamaan di antara kita semua,”
“Ada sebuah majalah terkenal yang mengatakan di Indonesia ini ada empat tokoh Republik, yang pertama adalah Soekarno, kedua Muhammad Hatta, ketiga adalah Sutan Syahrir, dan yang keempat adalah Tan Malaka. Tiga dari empat para pendiri Republik ini kebetulan orang Minang, jadi tentu nasionalisme orang Minang ini tidaklah bisa diragukan, karena ikut mendirikan Republik ini,” ujar Dr. Fadli Zon, dalam pidatonya.
Beliau juga menekankan kehadiran IKM menjadi wadah pemersatu bagi para perantau.
“IKM hadir sebagai organisasi pemersatu perantau Minang. Acara ini bukan sekadar temu kangen, tapi juga wujud nyata dari rasa hormat, cinta, dan kepedulian kita terhadap nilai-nilai kekeluargaan, adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah,”
“Dan juga bagaimana organisasi ini bisa memberi manfaat bagi warga di sekitar kita yang ada di manapun kita berada seperti selalu ada kata pepatah ‘Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung’,” jelasnya dalam keterangan tertulis.
Dalam ceramah Budaya yang disampaikan oleh Mak Katik antara lain pentingnya melestarikan tradisi halalbihalal dan adat istiadat Minang jangan lekang oleh panas, lapuk oleh hujan dan besarnya manfaat ikut berorganisasi IKM ini untuk bisa melestarikan budaya Minangkabau, rasa badunsanak dan saling membantu sesama perantau Minang.
Saat sesi diskusi kebudayaan, para peserta berdialog mengenai tantangan pelestarian budaya di era digital, serta strategi mengintegrasikan nilai-nilai adat Minangkabau dalam kehidupan generasi muda masa kini. Para tokoh juga menyuarakan pentingnya pendidikan berbasis budaya sebagai fondasi membangun karakter bangsa.
Menurut Fadli Zon, warisan budaya takbenda dari Sumatera Barat termasuk salah satu yang terbanyak, begitu juga dengan cagar budayanya. Selama menjadi Menteri Kebudayaan, dia mengungkapkan sudah meresmikan tiga museum di Sumatera
Barat, yaitu Museum Sastra Indonesia yang berlokasi di rumah puisi Taufik Ismail, Museum Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Koto Tinggi, dan juga rumah Tan Malaka menjadi Museum Tan Malaka beberapa waktu yang lalu.
Fadli Zon berharap melalui acara halalbihalal ini para pengurus semakin semangat dan selalu konsisten menjalankan tugas dan amanah organisasi dan Ikatan Keluarga Minangkabau berkomitmen untuk terus menjadi penggerak pelestarian budaya dan penguatan jaringan sosial masyarakat Minang di seluruh Indonesia. Silaturahmi budaya ini menunjukkan bahwa semangat adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah tetap hidup dan relevan dalam dinamika zaman. (*)




















