Menurut Toto, daerah-daerah tersebut memang dikenal sebagai darah yang banyak menghasilkan sapi untuk memenuhi kebutuhan Kurban. Selain karena lahan untuk peternakan disana luas, pakan ternak juga mudah didapat.
“Di sana lahan untuk beternak sapi sangat luas, pakan juga banyak dan mudah didapat. Di Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota kebutuhan sapi sekitar 6 ribu ekor pertahun, sementara yang bisa dipenuhi oleh peternak lokal hanya 1 ribu ekor, sehingga harus didatangkan dari luar,” tambahnya.
Meski Lebaran Idul Adha 1446 H masih beberapa bulan ke depan, namun permintaan dan harga sapi untuk kebutuhan Kurban mulai naik. Sejumlah masyarakat maupun lembaga mulai memesan sapi untuk disembelih saat Lebaran Idul Adha nantinya.
Mulai meningkatnya permintaan sapi untuk kebutuhan kurban berdampak pada naiknya harga jual. Saat ini satu ekor sapi usia 3 tahun bisa dijual hingga Rp.18 juta. “Alhamdulillah sudah ada 10 dari 80 ekor sapi kita yang dilihat dan dipesan langsung ke kandang ini untuk kebutuhan kurban. Untuk harga jual mulai Rp. 14 hingga 18 juta per ekor, sementara sebelumnya hanya mencapai Rp.11 juta hingga Rp.12 juta per ekor,” tambahnya.
Antisipasi PMK dengan Vaksin
Sementara untuk antisipasi berbagai penyakit pada ternak, khususnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), peternak mengaku selektif dalam mendatangkan sapi dari luar daerah dan melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak/sapi yang telah sampai di kandang. “Tentu kita akan selektif untuk mendatangkan sapi (stok) untuk kebutuhan kurban nanti, jika ada Vaksinasi dari Pemerintah Daerah tentu kita akan terima, jikapun tidak ada, kita akan Vaksinasi secara mandiri,” sebutnya. (uus)




















