Bupati Lima Puluh Kota, H. Safni, dalam pidatonya menegaskan pentingnya perubahan paradigma pembangunan yang menitikberatkan pada kolaborasi lintas sektor. “Transformasi adalah sebuah keharusan. Jika kita tidak berubah, maka kita akan tertinggal,” ujar Safni didepan pimpinan dan anggota DPRD serta puluhan masyarakat yang hadir.
Ia juga menekankan bahwa kemajuan fisik harus dibarengi dengan pelestarian nilai-nilai budaya Minangkabau agar identitas lokal tetap menjadi pijakan dalam setiap langkah pembangunan.
Sementara itu Gubernur Sumatera Barat H.Mahyeldi, diwakil Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra, Ahmad Zakri, menyampaikan ucapan selamat Hari Jadi Kabupaten Lima Puluh Kota Ke-184. Dia mengingatkan perayaan ini bukanlah hanya sekedar seremonial belaka, tetapi ada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
“Peristiwa peringatan hari jadi ini juga sekaligus mengingatkan kita, bahwa pemerintah dibentuk untuk melayani masyarakat dan dengan pemahaman ini tentunya kita perlu melihat apakah kita sudah sepenuhnya mampu melayani keinginan dan tuntutan masyarakat itu. Kita harus mampu memahami dan menempatkan moment hari jadi ini sebagai momentum untuk melakukan perenungan yang mendalam, bukan saja dilihat dari segi ceremoninya semata,”ujarnya.
Pemerintah daerah dikatakannya, saat ini berada pada kondisi pembiayaan pembangunan daerah yang dalam kondisi tidak baik. Ruang fiskal yang tersedia sudah tidak lagi seperti tahun tahun sebelumnya. Regulasi keuangan dan kondisi transfer ke daerah yang memang sudah mulai dibatasi dan tidak lagi seleluasa tahun tahun sebelumnya.
“Untuk itu, kedepannya pemerintah daerah sudah perlu memikirkan langkah strategis untuk menggali potensi-potensi guna peningkatan PAD. Kreatifitas tidak lagi untuk merencanakan belanja yang tepat, efektif dan efisien, namun juga harus bisa menimbulkan kontribusi atau dampak terhadap penerimaan keuangan daerah. Sudah waktunya pemerintah daerah melirik konsep reinventing government. Pemerintahan yang berwawasan pendapatan, disamping sebagai penyelenggara pelayanan publik dan penyelenggara pembangunan,”tegasnya.
Menurut Ahmad Zakri, sudah tidak relevan lagi jika pemerintah daerah terlalu menggantungkan diri kepada DAU. Karena pemerintah pusat saat ini telah memberlakukan pengaturan DAU yang sebelumnya hanya bersifat umum saja, sekarang dibagi dua, menjadi DAU yang tidak ditentukan dan DAU yang ditentukan penggunaannya.
“Pemerintah Daerah harus bisa mencari dan menciptakan strategi kreatif dan konstitusional, yang dapat meningkatkan PAD. Ini semua agar pembiayaan pembangunan daerah yang dilaksanakan tetap bisa berjalan dengan baik dan tidak malah menimbulkan masalah baru yang menyebabkan pemerintah harus memangkas lagi anggaran yang ada. Kita harus akui, belum optimalnya penggalian potensi PAD menjadi salah satu penyebab rendahnya indeks kemandirian fiskal, dan berdampak kepada percepatan pembangunan daerah,” ucapnya.
Selanjutnya pada kesempatan tersebut, Ahmad Zakri berpesan kepada Bupati dan Wakil Bupati Lima Puluh Kota, juga pimpinan dan Anggota DPRD, Forkopimda, instansi vertical, serta tokoh dan elemen masyarakat, pelaku usaha, untuk bersama-sama membangun Kabupaten Lima Puluh Kota sehingga menjadikan Kabupaten Lima Puluh Kota lebih sejahtera.
“Kata kuncinya adalah bersama-sama, tanpa bersama-sama tidak mungkin keberhasilan dan prestasi dapat terwujud. Keberhasilan dan prestasi yang diraih selama ini, menunjukkan arah pembangunan daerah sudah berada pada jalur yang tepat. Kedepannya yang perlu dipikirkan adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan. Karena memang mempertahankan itu lebih berat dari meraih keberhasilan dan prestasi, untuk itu perlu usaha yang tentu saja lebih ektra lagi. Karena memang pada prinsipnya pembangunan yang baik itu adalah pembangunan yang berkelanjutan, tidak stuck tetapi konsisten,”pungkasnya. (***)













