Dengan visi menciptakan rumah kediaman bagi anak yatim dan anak terlantar yang nyaman profesional, amanah dalam pengelolaan dan pengasuhan, tercapai hendaknya. “Kemudian, kami juga punya misi, membangun rumah bagi anak yatim dan anak terlantar sebagai wadah sosial yang profesional dan dinamis,”terang pensiunan Pusat Sumber Pemberdayaan Data Manusia Regional Bukittinggi di bawah Kemendagri itu.
Sementara itu Asrar Dt. Lelo Angso sebagai tokoh masyarakat Limbukan, Payakumbuh Selatan yang juga sebagai bendahara yayasan berharap untuk kemajuan yayasan. Setidaknya bisa menambah daya tampung anak yatim dan terlantar untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Dalam hal ini, peran masyarakat sangat penting untuk penanganan anak terlantar melalui lembaga masyarakat.
“Ke depannya, kita perlu juga perhatian dan advokasi dari donatur dan pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara RI pasal 34 Ayat 1, negara wajib memelihara snak terlantar termasuk menyekolahkannya dan pendidikan layak,” ujarnya.
Ditambahkannya, sebagai masyarakat, kita harus peduli dan oeka terhadap anak yatim dan anak terlantar untuk mendidik, mengajar, serta melatih kemampuan anak yatim dan anak terlantar untuk mandiri di kemudian hari.
Setelah itu, mengembangkan potensi, kreativitas, dan kemampuan anak yatim dan anak terlantar. Menumbuhkan jiwa entrepreneurship bagi anak yatim dan anak terlantar dan menjadi fasilitator yang amanah antara kaum aghniya dan kaum duafa. “Semuanya itu, tentu bertujuan untuk meningkatkan kualitas taraf hidup anak yatim dan anak terlantar agar bisa hidup secara mandiri saat sudah balig,”papar Asrar Dt. Lelo Angso. (uus)




















