Kota Pariaman – PEMERINTAH Kota Pariaman dibawah kepemimpinan Walikota Pariaman H Genius Umar dan Wawako Mardison Mahyuddin hingga kini terus membuka peluang investasi pariwisata kepada pihak swasta untuk mengembangkan dan mengelola objek wisata bahari maupun alam. Pasalnya, Kota Pariaman memang kaya dengan potensi wisata. Potensi tersebut adalah anugerah dari Allah SWT untuk semua masyarakat.
Mulai dari Pantai Gandoriah serta pantai-pantai lainnya dalam daerahnya sangat potensial dikembangkan. Semua potensi pantai tersebut sangat menarik untuk dikembangan menjadi objek wisata kebanggaan masyarakat Kota Pariaman. Apalagi hingga kini potensi tersebut belum termanfaatkan secara maksimal, sehingga baru beberapa lokasi yang dikembangkan dan dikelola oleh Pemko itu dan masyarakat. Sedangkan, sejumlah lokasi lainnya memerlukan investasi dari pihak swasta salah satunya sepanjang Pantai Kota Pariaman. Sehingga nantinya sepanjang pantai semakin indah.
Namun demikian, Kota Pariaman tidak saja memiliki potensi wisata pantai, tapi juga ada alam yang bisa dikembangakan dan mendatangan pendapatan untuk masyarakat dan daerah. Meski begitu semua itu juga butuh perkembangan dari para investor untuk kemajuan potensi wisata alam maupun bahari. Apalagi berwisata ke Kota Pariaman sangat menjanjikan
Apalagi Kota Tabuik berada di pesisir barat Sumatera Barat memiliki segudang objek pariwisata, mulai dari wisata bahari, alam, wisata sejarah, religi hingga wisata kuliner.
Diantara sekian banyak destinasi wisata yang ada, destinasi wisata bahari dan alam yang menawan untuk Kota Pariaman, seperti Pantai Gandoriah yang menjadi primadonanya wisata masyarakat Kota Pariaman karena lokasinya strategis berada di pusat kota. Sehingga mudah dijangkau, karena Kota Pariaman juga pintu masuk ke Porpinsi Sumatra Barat. Bahkan, di Pantai ini juga terdapat stasiun kereta api yang menghubungkan Kota Pariaman dengan Kota Padang.
Di Pantai Gandoriah, pengunjung dapat melakukan berbagai aktifitas seru, karena bibir pantai memiliki ukuran yang luas. Pemandangan pantai yang indah juga dapat dinikmati, plus panorama pulau kecil di tengah laut lepas.
Akan tetapi, Kota Pariaman juga memiliki potensi wisata kearifan lokal. Salah satunya, potensi buru babi juga dapat dijadikan wisata alam sambil berburu. Sekiranya potensi ini dikembangan dan menarik wisatawan luar negeri (turis) untuk datang ke Kota Pariaman otomatis turis tersebut juga dapat berburu babi babi atau berburu tupai sambil menikmati keindahan alam Kota Pariaman.
Lihat saja Pulau Bali, turis tersebut juga dapat berwisata sambil melakukan aktifitas membajak lahan persawahan masyarakat setempat. Tinggal sekarang, bagaimana semua pihak di Kota Pariaman mengemasnya.
Namun demikian, bagaimana juga semua anak sekolah di Kota Pariaman digalakan menjadi gaet ( pemandu wisata ), seperti zaman-zaman tahun 1990 atau era zaman Bupati H Anas Malik, banyak siswa-siswi SMA yang menjadi gaet sambil belajar bahasa Inggris. Mereka para siswa-siswi SLTA tersebut berlomba-lomba mendatangkan turis ke Kota Pariaman. Kenapa tidak, setiap hari minggu para siswa-siswi SMA pada zaman Bupati H Anas Malik pergi ke Kota Bukittinggi mencari para turis dan mengajak datang ke Kota Pariaman.
Siswa-siswi yang mahir bahasa Inggris tersebut memperkenalkan bagaimana keindahan Kota Pariaman dengan segala potensinya kepada para turis yang mereka temui. Sehingga para turis tersebut tertarik untuk datang ke Kota Pariaman. Apalagi kalau para siswa-siswi SMA yang ada di Kota Pariaman dapat menjalin persahabatan dengan para turis, tentu akan lebih mudah mempromosikan wisata.
Kondisi-kondisi tersebut pernah ditemui saat Kota Pariaman masih berstatus sebagai kotamadya. Namun demikian untuk mengemasnya tentu semua SKPD di lingkungan Pemko Pariaman hendaknya memiliki inovasi baru untuk perkembangan wisata ini.
Masing-masing SKPD melakukan pengeroyokan, kalau bidang bahasa Inggris tentu Dinas Pendidikan. Kalau semua anak sekolah telah turun tangan mengalakan semua potensi wisata kota ini pasti akan berkembang pesat.
Tentu anak sekolah tersebut harus bisa berbahasa Inggris. Disinilah peran Dinas Pendidikan, bagamana setiap siswa-siswi mulai dari SMP sampai SMA yang ada di Kota Pariaman bisa berbahasa Inggris. Kalau semua siswa-siswi SMP dan SMA telah banyak yang pandai berbahasa Inggris otomatis mereka akan memperkenalkan ke luar Kota Pariaman ke masyarakat khusus para turis.
Jadi perhelatan event wisata buru babi nasional di Kota Pariaman yang secara resmi dibuka Wakil Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin di Kawasan Desa Padang Cakua, Desa Marabau, Desa Taluak, Desa Marunggi dan Kelurahan Ujuang Batuang yang diselenggarakan oleh Porbi Piaman Saiyo Kota Pariaman juga dapat didatangkan para turis, kalau para siswa-siswi tersebut telah banyak yang lanacar bahasa Inggrisnya.
Apalagi kegiatan buru babi adalah membantu para petani ini dalam memberantas hama babi melibatkan hampir seluruh perwakilan PORBI Se-Sumatera dan beberapa perwakilan dari luar Pulau Sumatera, melibatkan hampir 5000 ekor anjing peburu.
Ditambah lagi kegiatan yang digelar dalam dua kali setahun di Kota Pariaman ini ditandai dengan pelepasan anjing buruan oleh Wawako Mardison Mahyuddin di arena 1 Munggu Panjang Desa Marunggi. Kemudian lagi pelepasan tersebut juga disaksikan Kapolsek Pariaman, Danramil Pariaman, anggota DPRD Kota Pariaman, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Pengurus RAPI Kota Pariaman serta para pengurus PORBI Kota Pariaman.
Wakil Wali Kota Pariaman Mardison Mahyuddin menyatakan event ini disamping memperkuat silaturrahmi, juga mampu sebagai ajang promosi kepariwisataan Kota Pariaman sebagaimana yang telah dituangkan dalam kalender pariwisata Kota Pariaman Tahun 2019.
”Serta menambah nilai ekonomi dan pendapatan masyarakat dikarenakan banyak masyarakat yang berjualan di lokasi pelaksanaan event ini, seperti berjualan nasi, minuman mineral bahkan ada yang menyewakan rumahnya untuk para peserta buru babi yang datang,” ujar Mardison.
Tak lupa, Wawako Pariaman itu sampaikan kepada para peserta yang datang dari luar daerah untuk menikmati wisata dan kuliner Kota Pariaman disamping juga sebagai olahraga kebugaran tubuh.
Alhasil dari buruan tersebut, kurang lebih 50 ekor babi terterkam dan tertangkap oleh anjing buruan para peserta yang ikut dalam acara tersebut. Di akhir penutupan, Wawako dan rombongan serta jajaran PORBI juga tanda tangani nota kesepakatan ”Tolak LGBT” yang merupakan sebuah bentuk pengecaman terhadap pelaku LGBT. (**)