Trump menilai tarif tinggi sebetulnya tetap akan berlaku. Penundaan tarif dilakukan karena banyak negara memiliki niat baik untuk berunding dengan AS.
“Belum ada yang berakhir, tetapi kami memiliki semangat yang luar biasa dari negara-negara lain, termasuk Tiongkok. Tiongkok ingin membuat kesepakatan, mereka hanya tidak tahu bagaimana cara melakukannya,” kata Presiden AS ke-45 dan ke-47 itu.
Adanya pengumuman Trump tentang penghentian sementara itu membuat pasar global bernapas lega. Indeks S&P 500 melonjak 9,5 persen, lonjakan indeks terbesar dalam satu hari sejak 2008.
Pergerakan terbaru itu mengakhiri minggu penuh gejolak yang dimulai ketika Trump mengejutkan dunia dengan mengumumkan bahwa ia akan mengenakan tarif AS tertinggi dalam lebih dari satu abad. Harga minyak, yang telah merosot dalam beberapa hari terakhir akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global, juga naik karena berita terbaru.
Di sisi lain, Tiongkok resmi memberlakukan tarif balasan sebesar 84 persen terhadap berbagai produk asal Amerika Serikat, Kamis (10/4). Ini adalah wujud respons atas eskalasi perang dagang yang kembali memanas antara dua ekonomi terbesar dunia.
Seperti dilansir dari The Guardian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian menegaskan bahwa Beijing tidak sedang balas dendam. “Perjuangan AS tidak akan mendapat dukungan rakyat dan akan berakhir dengan kegagalan,” ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan Tiongkok yang menyatakan bahwa dialog masih terbuka. Pihaknya berharap ada jalan tengah guna menyelesaikan masalah ini.(jpc)




















