SAWAHLUNTO, METRO – Dirjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan RI, Edi Nursalam mengharapkan Pemko Sawahlunto dapat melakukan reaktivasi jalur rel kereta api dari Stasiun Kampung Teleng menuju Stasiun Muaro Kalaban. Hal iu diungkapnya saat mengunjungi Sawahlunto pekan lalu.
Edi mengatakan, hal itu dapat terwujud diawali dengan pengajukan proposal reaktivasi jalur rel kereta api tersebut ke Kementerian Perhubungan, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dan sejumlah pihak terkait lainnya.
“Ajukan pengusulannya ke Kementerian dan PT KAI. Kawal terus, upayakan agar lolos sampai ke APBN. Untuk itu, tidak ada salahnya juga diminta juga bantuan dari DPR agar meloloskan usulan reaktivasi jalur rel ini,” ujar Edi saat berdialog dengan Wako Sawahlunto, Deri Asta.
“Apalagi ini nantinya strategis untuk jalur kereta wisata dengan lokomotif uap itu. Saya rasa itu akan jadi pertimbangan tersendiri nanti di pusat. Yang penting inisiatif ajukan dulu pengusulannya,” katanya.
Edi menilai, potensi jalur rel yang ada di Sawahlunto sangat bagus untuk dimaksimalkan dengan dimanfaatkan sebagai jalur kereta wisata.
“Ini kan kita sudah punya relnya. Tinggal perbaikan sejumlah titik yang mengalami kerusakan dan lainnya. Itu yang perlu direaktivasi. Jadi mari kita coba aktifkan kembali, kami dari Kementerian Perhubungan tentu siap membantu,” kata Edi lagi.
Deri Asta berterima kasih atas perhatian dan dukungan dari Kementerian Perhubungan RI tersebut. Hal tersebut menurutnya, sangat membantu niat Pemko Sawahlunto yang memang sedang mencari jalan untuk menghidupkan kembali kereta wisata Mak Itam yang tentu saja sangat membutuhkan adanya jalur rel kereta api ke Stasiun Muaro Kalaban tersebut.
“Dengan telah diberikannya saran – saran oleh Pak Edi tadi, sangat bermanfaat memberi kami petunjuk langkah apa yang harus dilakukan. Saya akan segera menjalankan saran tadi, mengkoordinasikannya ke OPD terkait,” sebut Deri Asta.
Jalur rel kereta api dari Stasiun Kampung Teleng sampai ke Stasiun Muaro Kalaban ini menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Sawahlunto, Eidward, panjangnya berkisar mencapai 5 kilometer.
“Kondisi saat ini jalur rel tersebut aman. Namun memang di sejumlah titik itu ada kerusakan, baik itu kerusakan pada rel maupun lingkungan sekitar, seperti dilanda longsor atau lainnya. Untuk beberapa titik, kita juga menemui ada bangunan masyarakat yang berjarak terlalu dekat dengan rel tersebut,” ujar Eidward. (zek)