Untuk diketahui, Pesantren Ramadan yang digelar di Kota Padang resmi dimulai dengan antusiasme oleh pelajar. Acara pembukaan yang berlangsung di Masjid Agung Nurul Iman, Kamis (6/3) juga diikuti oleh siswa Sekolah Dasar (SD/sederajat) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) melalui daring.
Wali Kota Padang Fadly Amran saat pembukaan Pesantren Ramadhan, mengatakan melalui pesantren ramadan dapat membentuk generasi yang berakhlakul karimah.
Tahun ini ada ebanyak 87 ribu siswa SD, SMP dan SMA di Kota Padang akan mengikuti Pesantren Ramadan yang bakal digelar pada 6-25 Maret 2025. Pesantren Ramadhan ini akan dilaksanakan di 1.100 tempat ibadah.
“Kepada panitia, mari kita buat inovasi semenarik mungkin untuk mencerdaskan anak-anak dan memperkuat akhlakul karimah, sehingga Pesantren Ramadhan menjadi kegiatan yang menyenangkan,” ujar Fadly.
Di sisi lain, Pemerintah Kota Padang juga akan memberikan reward berupa 1 sepeda motor di masing- masing kecamatan bagi pelaksanaan pesantren terbaik. Selain itu juga reward lain seperti laptop atau proyektor.
Sebelumnya, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Pemko Padang, Jasman mengatakan, kegiatan pesantren ini bukan hanya untuk siswa muslim, tetapi juga diikuti oleh siswa non-Muslim di rumah ibadah masing-masing.
“Pesantren Ramadhan ini sudah berlangsung selama 20 tahun dan tetap menjadi program unggulan dalam membangun karakter generasi muda,” ujar Jasman, beberapa waktu lalu.
Jasman mengungkapkan bahwa Pesantren Ramadhan tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, karena memindahkan aktivitas pembelajaran dari sekolah ke rumah ibadah.
“Jika sebelumnya kegiatan lebih banyak dikelola oleh panitia masjid dan remaja masjid, kini peran guru sekolah lebih aktif dalam menyiapkan materi pembelajaran,” ucap Jasman.
Jasman mengatakan, beberapa perubahan signifikan dalam pelaksanaan tahun ini antara lain pertama, guru sekolah menjadi pengajar utama, bukan hanya sebagai pengawas. Kedua, materi lebih fokus pada pembinaan karakter, termasuk pencegahan tawuran dan balapan liar. Ketiga evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan, untuk melihat dampak program terhadap perubahan perilaku siswa.
“Semua pihak dilibatkan, mulai dari kepala sekolah, guru, tokoh masyarakat, hingga aparatur RT dan RW, agar program ini lebih efektif,” pungkas Jasman. (ren)




















