Bagi orang-orang yang masih merisaukan persoalan dunia, misalnya bahan sembako terus naik, atau orang yang tidak biasa berpuasa akan takut dan ingin menghindar, menganggap bulan Ramadhan datang terlalu cepat. Hendaknya membaca doa ini agar diberi ketentraman dan ketenangan hati.
Dalam ceramah berbeda, UAH pernah berpesan agar muslim serius menjalani ibadah Ramadhan. Ia mengatakan, Allah SWT ingin hamba-Nya bertakwa kepada-Nya.
“Kamu mesti berubah. Kamu mesti jadi hamba yang taat. Mesti ada perbedaan ketika kamu lahir dengan kamu pulang,” ujar UAH.
“Kalau Anda hafal Quran, demi Allah begitu disebut takwa itu bisa berlinang air mata Anda. Karena ayat takwa selalu terkait dengan nilai kebaikan. Ketika Allah sebutkan takwa, maka Allah ingin tanamkan kebahagiaan,” tambahnya.
Kata Allah, lanjut UAH, orang yang takwa itu adalah mereka yang berhasil menunaikan ibadah puasanya. Orang takwa sudah siap dan bukan hanya present, tapi continuous.
“Hari pertama (Ramadhan) shaf pertama. Hari kedua shaf pertama juga. Jadi meningkat terus, konsisten di situ. (Kalau) hari pertama datang sebelum Maghrib. Hari kedua habis Isya baru datang. Nah ini belum konsisten,” papar UAH.
Menurut UAH, jika ingin disebut golongan yang takwa continuous, maka harus dipertahankan. Misalnya, hari pertama hingga hari terakhir Ramadhan berada di shaf depan. Itu adalah yang terbaik.
Kemudian yang lebih baiknya lagi, kata UAH, takwanya tidak hanya sampai Ramadhan, tapi terus berlanjut di bulan-bulan lainnya hingga bertemu lagi dengan Ramadhan. (*)
