“Kami ingin memastikan bahwa tenaga kerja yang diberangkatkan benar-benar sehat dan memenuhi standar internasional. Hal ini penting untuk menjaga nama baik bangsa Indonesia di mata dunia,” tegas Tohir Abdul Kadir.
Sementara itu, Djamal Azis, salah satu pengurus DPP HIPTEK menambahkan, peningkatan kualitas pemeriksaan kesehatan CPMI berpengaruh terhadap daya saing tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
“Jika rating dan kualitas PMI meningkat, semakin banyak negara yang tertarik merekrut teÂnaga kerja Indonesia. Hiptek sebagai organisasi yang meÂnaungi 107 fasilitas kesehatan akan terus memastikan seluruh pemeriksaan dilakukan sesuai standar yang diÂteÂtapkan,” tandas Djamal Azis.
Dalam kepengurusan periode baru ini, Hiptek menetapkan tiga target utama. Pertama Standarisasi Pemeriksaan Kesehatan CPMI. Semua anggota wajib menerapkan standar pemeriksaan kesehatan sesuai regulasi Kementerian Kesehatan, termasuk standar tarif pemeriksaan.
Kedua, Implementasi Layanan Teleradiologi. Dimana, Sistem teleradiologi akan diterapkan di semua negara tujuan untuk mendeteksi penyakit meÂnular, terutama tuberkulosis, sebagai bagian dari upaya membantu pemerintah dalam program eliminasi TB nasional.
Ketiga, Integrasi Rekam Medis dengan Satu Sehat. Setiap CPMI harus memiliki rekam medis digital yang terhubung dengan sistem Satu Sehat sebelum mendapatkan izin bekerja di luar negeri.
Dengan target tersebut, Hiptek berharap dapat memperkuat sistem kesehatan pekerja migran, meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia, serta mendukung program pemerintah dalam menjaga kesehatan nasional. (jpg)
