Hibah dua alutsista dari Jepang itu rencananya akan digunakan untuk memperkuat posisi pertahanan Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang memang berbatasan langsung dengan Balikpapan.
Ali pun mengklaim bahwa ukuran dua kapal patroli dari Jepang sangat cocok dengan kondisi geografis di sekitar IKN atau Nusantara yang banyak sungai-sungai.
“Dengan kapal-kapal kecil yang panjangnya 18 meter ini, kita bisa melakukan patroli keamanan di sungai-sungai,” jelasnya.
Sementara itu, mengutips The Economist, pengadaan dan perawatan kapal induk sangatlah mahal. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan efisiensi anggaran yang menjadi komitmen pemerintah Indonesia saat ini.
Pasalnya, Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) saja membutuhkan biaya tahunan sebesar USD 726 juta untuk pengoperasian dan pemeliharaan kapal induk Nimitz.
Kebutuhan biaya besar karena pada masing-masing kapal induk dibutuhkan sekitar 6.000 orang yang bertugas. Selain itu, butuh sekitar USD 3-5 miliar untuk pengadaan pesawat-pesawat tempur yang ditempatkan pada kapal induk tersebut.
Bahkan, diperlukan pula sekitar USD 1,8 miliar per tahun untuk biaya pengoperasian sekitar 75 pesawat tempur itu. (jpg)
















