Sisi lain, Edi Hasymi mengapresiasi kegiatan Master of Trainer (MoT) yang dilaksanakan di Balaikota Padang. Dirinya berharap bimbingan teknis MoT dapat menjadikan program Pesantren Ramadan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Peranan Guru Sangat Penting
Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Setda) Kota Padang, Jasman mendorong agar guru berperan aktif dalam pelaksaanaan Pesantren Ramadhan. Salah satu evaluasi pelaksanaan tahun lalu adalah pentingnya optimalisasi peran guru.
“Kita telah membentuk dua tim, yaitu panitia lokal yang bertanggung jawab atas kelancaran Pesantren Ramadhan serta tim teknis dari guru dan pemateri yang paham di bidangnya,” kata Jasman, Selasa (11/2).
Jasman menjelaskan, untuk memperkuat penyelenggaraan Pesantren Ramadhan, pihaknya telah memberikan pembekalan bagi panitia lokal (master of trainer). Sementara itu, untuk jajaran guru dibekali pelatihan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kita harapkan pada Pesantren Ramadhan nanti guru dapat memindahkan proses belajar mengajarnya ke masjid atau mushala, tidak ada lagi guru yang cuek dan tidak peduli pada saat Pesantren Ramadan, akan tetapi benar-benar menjalankan fungsinya sebagai guru,” tegasnya.
Dijelaskan Jasman, tahun ini 87 ribu pelajar di Kota Padang dipastikan akan mengikuti kegiatan Pesantren Ramadhan. Mulai dari kelas empat hingga enam Sekolah Dasar (SD) dan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA/sederajat) juga dapat bergabung, sebab tingkat SMA kewenangannya berada di provinsi,” ujar dia.
Jasman menambahkan, Pesantren Ramadan diselenggarakan di 1.100 masjid/mushalla. Direncanakan berlangsung selama 19 hari, mulai dari 6-25 Maret.
“Insya Allah Pesantren Ramadan diluncurkan pada 21 Februari di Masjid Agung Nurul Iman. Untuk anak-anak kita yang non muslim juga kita dorong untuk melaksanakan ibadah masing-masing,” pungkas Jasman. (brm)




















