“Jadi, setelah korban ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di warungnya, kami langsung melakukan penyelidikan dengan memintai keterangan dari saksi-saksi. Berkat kerja keras tim gabungan, kami mendapatkan informasi pelaku bersembunyi di salah satu masjid di Kampar, Riau. Saat itu juga kami bergerak ke sana dan menangkap pelaku tanpa perlawanan,” kata AKP Idris kepada wartawan.
Dijelaskan AKP Idris, berdasarkan keterangan pelaku, ia melakukan pencurian atas dasar untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, aksi perampokan itu berawal saat sehari sebelum kejadian, pelaku datang ke warung korban untuk duduk bercerita sambil minum kopi.
“Pelaku ini katanya berasal dari Sawahlunto, dia berusaha untuk mencari pekerjaan tapi belum ada, sementara statusnya masih pengangguran, namun beberapa kali lewat dan pernah singgah di warung si korban,” jelas AKP Idris.
Dikatakan AKP Idris, saat berbincang-bincang dengan korban, pelaku memang merasa tersinggung dengan perkataan korban. Pasalnya, korban sempat dituduh maling oleh korban, padahal ia datang ke sana untuk mencari pekerjaan.
“Kemudian, besok harinya si pelaku kembali lagi ke warung si korban. Pelaku kembali bercerita dengan korban hingga laur malam. Karena melihat situasi dan kondisi di warung korban sepi jadi dia melancarkan aksinya untuk melakukan pencurian,” sambungnya.
AKP Idris juga mengatakan bahwa pelaku melakukan pencurian dengan cara menganiaya korban menggunakan benda tumpul. Pelaku R memukulkan balok kayu yang sudah diperiapkannya kepada korban sehingga membuat korban terkapar tak berdaya.
“Selain melakukan penganiayaan, pelaku juga mengambil sepeda motor, handphone, uang kurang lebih 150 ribu dan beberapa slof rokok dengan berbagai jenis. Pelaku selanjutnya kabu ke Provinsi Riau,” tutup dia. (pry)
















