Dia menyebut, selain bantuan secara spontanitas dari MRPTNI juga diserahkan bantuan tambahan pengadaan mobiler dari FRI sebesar Rp150 juta. “Harapan kita bantuan ini bisa termanfaatkan dengan baik, anak sekolah tidak terhenti dalam sekolahnya, tidak stagnan, dan pendidikan tetap berjalan,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar Inhenri Abas DT. Tan Baaa menjelaskan, bantuan tersebut berawal saat MRPTNI hendak ingin membantu sekolah baik SD ataupun SMP yang terdampak bencana banjir bandang yang melanda Tanah Datar tahun lalu itu.
Namun karena tidak ada sekolah yang dinyatakan terdampak, maka Dinas Pendidikan mengusulkan pembangunan sekolah yang direlokasi karena dinilai juga awan dengan bencana alam. “Selain itu sekolah tersebut berada dipinggir tebing dan tidak memiliki ruang bermain untuk anak-anak,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Sekolah SDN 11 Lawang Mandahiliang, Yendri, mengatakan sekolah tersebut direlokasi menimbang keselamatan siswa.
Yang mana saat peristiwa gempa bumi di Sumatera Barat tahun 2009 sekolah tersebut hancur total. Dengan kontur sekolah dipinggir tebing sehingga apabila terjadi gempa mudah roboh. Namun karena dukungan semua pihak, pada tahun 2014 sekolah tersebut mulai direlokasi secara bertahap ke tempat saat ini dan jika bangunan sekolah sudah selesai segera dipindahkan. “Semoga dengan adanya bantuan bangunan sekolah ini bisa memperlancar proses belajar mengajar di SDN 11 Lawang Mandahiliang ini,” ucapnya. (ant)
