“Ini bukan soal perlombaan semata, tapi tentang keberanian untuk maju, menakhlukan diri sendiri dan bertarung dengan orang banyak. Ini soal mental, dan mental Chintia adalah mental Situjuah. Mental petarung! Juara atau tidak, Chintia sudah membuat bangga orang kampungnya. Semangat Situjuah Bangkit telah tersemat di dadanya. Yes we can,” ungkap Benni.
Bhenz berharap Chintia mampu jadi trigger kebangkitan kaum muda Situjuah di berbagai bidang. Perubahan di tangan anak muda adalah suatu keniscayaan. “It’s time perubahan, it’s time Situjuah Bangkit,” tegas Benni yang merupakan Ketua Fraksi Nasdem DPRD 50 Kota sekaligus Ketua Komisi II yang membidangi kepemudaan.
Di lain waktu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang Yudi Indra Syani menyebutkan, 10 pasang finalis yang terpilih akan mengikuti pembekalan karantina pada 30-31 Januari 2025 sebelum tampil di malam puncak.
“Untuk semua kegiatan baik pembekalan, karantina, hingga grand final kita langsungkan di Hotel Mercure,” sebutnya.
Yudi membeberkan, saat dikarantina para finalis mendapatkan pembekalan diantaranya terkait kepribadian dan public speaking, keprotokolan, performance dan self branding, serta make up class, kerjasama tim, hingga pembekalan tentang pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Selain itu para finalis juga akan mengikuti pembekalan tentang adat seni dan budaya, manfaat konsumsi makan ikan, kesehatan reproduksi HIV dan TB, dan masih banyak lagi lainnya. Di malam grand final akan ditentukan pasangan the winners Uni dan Uda Duta Wisata Kota Padang 2025, disusul untuk posisi juara dua dan tiga, dan Uni dan Uda di sejumlah kategori,” bebernya. (*)




















