’’Besok langsung jalan,’’ tegas Wahyu Suparyono.
Dia juga menyampaikan puncak produksi padi untuk awal 2025 ini diperkirakan pada Februari. Terkait dengan gudang, dia mengatakan, sudah siap. Bahkan bisa bekerja sama dengan BUMN lain, untuk menjadi gudang penyimpanan beras. Selain itu Bulog juga bisa bekerja sama dengan penggilingan gabah, jika masih membutuhkan gudang penyimpanan.
Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan kesepakatan untuk mengamankan 3 juta ton hasil panen petani padi. Saat ini stok padi di gudang Bulog sekitar 2 juta ton. Harapannya dengan pembelian itu, stok padi di Bulog tetap terjaga. Sehingga tidak menimbulkan gejolak harga beras di pasaran.
Sebelumnya, Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan HPP beras yang ditetapkan pemerintah sekarang tidak ada pengelompokan atau klasifikasi. Harganya cukup satu jenis yaitu Rp 6.500/Kg. Sebelumnya ada penggolongan gabah berdasarkan tingkat kekeringannya.
Dengan HPP Rp 6.500/Kg itu, Amran mengatakan petani padi bisa mendapatkan penghasilan yang besar. Sehingga bisa semangat lagi untuk menanam padi. Sehingga target swasembada pangan bisa segera terwujud. (jpg)
