Ia menjelaskan bahwa industri perhotelan memiliki mekanisme penetapan harga yang fleksibel dan dinamis, menyesuaikan dengan permintaan pasar.
“Tarif hotel sangat tergantung pada pola permintaan. Biasanya, ada perbedaan harga antara musim ramai (high season) dan musim sepi (low season). Dengan adanya kenaikan PPN, hotel pasti akan mengevaluasi harga dan menyusun strategi agar tetap kompetitif,” kata Vina.
Ia juga menambahkan bahwa awal tahun merupakan momen yang tepat bagi pelaku usaha untuk mengevaluasi kebijakan dan strategi bisnis.
“Para pelaku usaha pasti akan melakukan penyesuaian dengan hati-hati. Langkah ini penting untuk memastikan keberlanjutan bisnis tanpa melanggar aturan yang ada,” jelasnya.
Meskipun menghadapi tantangan, Hotel Santika Bukittinggi bertekad untuk terus menjadi pilihan utama bagi wisatawan. Dengan fasilitas unggulan dan layanan prima, hotel ini berkomitmen memberikan pengalaman terbaik bagi tamu.
“Kami akan terus berinovasi untuk mempertahankan kepercayaan tamu, meskipun harus menghadapi kenaikan biaya operasional akibat kebijakan PPN ini,” tutup Alik. (pry)




















