DHARMASRAYA, METRO – Silaturahmi juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Sandi, Andre Rosiade di Pasar Sungai Rumbai, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasraya, Minggu (24/3) pagi mendapat hambatan. Sejumlah oknum yang menggunakan seragam pendukung Capres Jokowi atau 01 menghadangnya.
Baru saja turun dari mobilnya, Andre Rosiade telah dihadang dengan spanduk panjang Jokowi-Ma’ruf Amin yang dipegang warga bersamaan dengan sorakan “Jokowi, Jokowi. Ini orang yang akan mengganti Bupati. Anda siapa? Jokowi.. Jokowi…,” teriak mereka sambil memperagakan angka satu ke arah langit.
Meski sejumlah oknum pendukung 01 melakukan persekusi terhadapnya, tapi warga atau pedagang di pasar terlihat antuasias dikunjungi Andre. Mereka seperti tidak peduli dengan apa yang dilakukan oknum-oknum itu.
“Tak apa Pak Andre, abaikan saja mereka. Lanjutkan saja,” kata seorang pedagang.
Pihak kepolisian dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) Dharmasraya tak cukup kuat menghadang aksi mereka yang semakin panas. Sehingga tak sampai setengah jam Andre bersama tim memutuskan untuk beranjak di lokasi tersebut dan berpindah ke Pasar Pulau Punjung, masih di Dharmasraya.
Andre Rosiade mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan menemukan hal ini di Ranah Minang. Karena menurutnya, persekusi bukan budaya Minang melainkan budaya preman.
”Alhamdulillah, saya barusan masuk ke Pasar Sungai Rumbai. Disambug pendukung Jokowi dan Sutan Riska. Menurut Bawaslu dan Polisi, mereka tidak mempunyai izin. Yang menarik meski intimidasi luar biasa, Masyarakat Sungai Rumbai tetap berani dan tidak takut intimidasi. Mereka tetap mengacungkan dua jari. Insya Allah di Dharmasraya Pak Prabowo akan menang telak,” katanya.
Andre menyebut, pendukung Jokowi di sana panik. Karena survei sudah berpihak ke Prabowo-Sandi. “Pendukung Jokowi di Dharmasraya khususnya Sungai Rumbai panik. Mereka tidak bisa berdemokrasi dengan baik. Jangan intimidasi warga yang mau dukung Prabowo-Sandi. Jangan jadi orang panik yang tidak punya etika,” kata Andre yang juga calon anggota DPR RI Dapil Sumbar 1 nomor urut 2.
Diapun mengatakan heran hal ini hanya terjadi pada tim Jokowi-Ma’ruf di Sungai Rumbai. “Kok hanya di Sungai Rumbai ya ada pendukung Jokowi yang seperti ini? Padahal, sebelum ke Sungai Rumbai dari pukul 08.00 WIB saya telah mengunjungi tiga pasar di Dharmaraya ini,” katanya.
Andre menyampaikan pesan pada Bupati Dharmasraya Sutan Riska yang telah terang-terangan mendukung Jokowi, agar mengajarkan pendukungnya cara berdemokrasi yang baik. “Saya sebagai Jubir BPN Prabowo Sandi tambah semangat mengkampanyekan Prabowo -Sandi di Dharmasraya. Karena saya Yakin. Insya Allah Prabowo menang di Dharmasraya,” tutupnya.
Panen yang Ditanam
Video persekusi Andre Rosiade di Pasar Sungai Rumbai itu akhirnya viral sepanjang Minggu-Senin (24-24/5). Bupati Dharmasraya Sutan Riska-pun memberikan klafirikasi melalui twitternya @SutanRiska. Dia menyebut, apa yang dilakukan warga itu adalah bentuk statemen Andre beberapa bulan lalu, yang menyatakan ganti Bupati.
”Banyak yang menyalahkan saya atas aksi warga yang menyuarakan Jokowi di tempat dan waktu yang sama dengan Andre Rosiade. Perlu diketahui, penduduk Dharmasraya lebih 200 ribu. Saya tidak bisa mengintervensi dan mengontrol aktivitas semua warga Dharmasraya,” tulisnya.
Katanya, tapi selama ini Dharmasraya aman-aman saja, sebelum “negara api” menyerang dengan provokasi kebencian.
“Kita akan memanen apa yang kita tanam. Kalau berbuat baik, orang pun akan berbuat baik kepada kita. Kalau kita menyebar fitnah dan kebencian, maka kita juga harus siap difitnah dan dibenci,” twitnya lagi.
”Saya mengajak warga Dharmasraya agar tidak ikut terprovokasi oleh orang luar. Saya tegaskan, kita adalah tuan di rumah kita sendiri. Kita yang lebih tahu apa yang dibutuhkan Dharmasraya. Kita yang menentukan nasib Dharmasraya ini, bukan orang orang yang datang dari luar untuk mengacau,” tulisnya.
Dia menulis lagi, masyarakat Dharmasraya tidak perlu diragukan soal berdemokrasi. Dharmasraya lahir dengan keberagaman suku, dan sampai hari ini damai dan rukun, kuncinya bisa saling menghormati dan tidak meninggalkan nilai nilai kearifan lokal.
”Orang yang datang baik baik ke rumah kita, pasti akan disambut dengan baik, itu sudah budaya kita di Ranah Minang. Masuak ka kandang kambiang mam-bebek, masuak ka kandang harimau mangaum,” tutupnya. (zek)















