“Saat ini, di era digital, kita terkadang asing satu sama lain dengan tetangga dekat kita. Padang Bagoro adalah kunci efektif untuk lebih menghidupkan hubungan silaturahmi, kembali dekat dengan tetangga di sekitar kita,” tambah Adek.
Prinsip ketiga, melibatkan anak-anak sebagai agen perubahan, menjadi langkah strategis untuk menanamkan budaya bersih dan gotong-royong sejak dini.
“Anak-anak adalah harapan utama kita. Melibatkan mereka dalam Padang Bagoro adalah usaha kita untuk menciptakan generasi yang tumbuh dengan peduli terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan,” papar Adek dengan optimis.
Melalui “Padang Bagoro”, tujuannya tak sekadar kebersihan dan keindahan kota, melainkan menciptakan fondasi perilaku positif dalam masyarakat.
Adek Deswarman,memberikan imbauan kepada seluruh warga. Untuk menyiapkan waktu untuk bersama-sama bergotong royong.
“Setiap jadwal Padang Bagoro, mari kita sejenak bersama seluruh anggota keluarga, keluar rumah masing-masing, untuk sukseskan Padang Bagoro. Padang bersih, mulai dari keluarga. Tujuan utama Padang Bagoro, adalah membangun perilaku sosial dan budaya,” katanya.
Dengan semangat Padang Bagoro, Kota Padang tak hanya mengukir kebersihan yang gemilang, namun juga menyemai nilai-nilai kebersamaan dan keberlanjutan.
Terakhir, Adek Deswarman, mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga yang telah berpartisipasi.
Semangat bergotongroyong dari rumah masing-masing begitu kentara pada Minggu pagi itu. Semua warga membersihkan pekarangan rumah. Seperti yang dilakukan Sarmidi, Ketua RT 2/RW 6.
“Alhamdulillah lewat semangat Padang Bagoro, mereka membersihkan pekarangan rumahnya masing-masing. Dari semangat gotong royong ini akan melahirkan nilai kebersamaan yang dimulai dari keluarga, tetangga, masyarakat dan lingkungan,” terang Sarmidi akrab disapa Pak Meri ini. (ped)
