Makan Bajamba adalah tradisi khas Minangkabau yang mencerminkan semangat gotong-royong dan kebersamaan lintas etnis. Hal ini selaras dengan karakter Kota Sawahlunto sebagai kota tambang tua yang dihuni beragam suku Minang, Jawa, Batak, dan Sunda yang hidup rukun sejak masa kolonial Belanda.
Fauzan juga mengajak masyarakat untuk menjadikan momentum HUT ini sebagai sarana introspeksi, terutama pasca Pilkada 27 November yang berjalan lancar. “Mari satukan tekad untuk membangun Sawahlunto yang lebih baik. Tingkatkan sinergi demi masa depan yang lebih sejahtera,” tuturnya.
Sekda Provinsi Sumatera Barat, Yozarwardi, turut memuji pelaksanaan tradisi Makan Bajamba. “Kota kecil ini patut diacungi jempol karena mampu melestarikan nilai-nilai budaya lokal sekaligus menjadi daya tarik wisata. Tradisi ini adalah cerminan kearifan lokal yang harus terus dijaga,” katanya.
Ia juga menghimbau para perantau untuk berkontribusi pada pembangunan Kota Sawahlunto melalui jaringan dan potensi yang dimiliki. “Kolaborasi semua pihak sangat penting untuk mendukung peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Sawahlunto,” tambahnya.
Perayaan HUT Kota Sawahlunto ke-136 tidak hanya menjadi ajang merayakan pencapaian, tetapi juga momen refleksi untuk melangkah menuju masa depan yang lebih baik. Dengan semangat persatuan dan gotong-royong, Sawahlunto terus menjaga identitas budaya sambil berinovasi menuju kemajuan. (***)
