Padahal, Alamanda begitu mencintai seorang komunis sejati bernama Kamerad Kliwon. Tak ada pilihan lain, hubungannya pun kandas. Sementara Kamerad Kliwon justru menikahi Adinda, anak kedua Dewi Ayu. Lagi-lagi, perempuan itu tidak bisa hidup bahagia karena sang suami terus mencintai Alamanda.
Sementara itu, Maya putri ketiga Dewi Ayu menikah dengan preman terkuat di Kota Halimunda. Usut punya usut, sang preman adalah klien setia Dewi Ayu. Maya pun tidak bahagia mengingat suaminya juga tak bisa lepas dari bayang-bayang Dewi Ayu.
Kelahiran si Bungsu yang Buruk Rupa
Kesialan demi kesialan ibu beserta ketiga putrinya menjadi inti rentetan kisah novel Cantik Itu Luka. Dewi Ayu yang merasa bahwa kehidupan tak bahagia berawal dari wajah jelita pun akhirnya bersumpah. Tepat saat ia hamil putri keempat.
Hingga akhirnya sang putri lahir dengan wajah yang berbanding jauh dari ibu maupun kakak-kakaknya. Si bungsu justru memiliki paras buruk rupa. Kendati begitu, Dewi Ayu tetap memberinya nama “Cantik”.
Malapetaka Ternyata Buah dari Kutukan
Singkat cerita, malapetaka yang Dewi Ayu alami bersama anak-anaknya dalam novel Cantik Itu Luka merupakan buah dari kutukan. Sang pengutuk adalah pria dari masa lalu Ma Iyang, ibu kandung Dewi Ayu.
Pria tersebut begitu mencintai Ma Iyang dan berharap dapat menikahinya. Namun sayang, perjodohan membuat semuanya hancur. Ma Iyang terpaksa menerima pinangan Henri Stammler, pria Belanda kaya raya.
Merasa cintanya bertepuk sebelah tangan, si pria menyimpan dendam kesumat hingga bersumpah serapah. Ia bahkan mengirim kutukan guna menghancurkan anak turun Ma Iyang dan Henri Stammler.
Secara keseluruhan, novel Cantik Itu Luka menjadi sebuah karya yang berani, provokatif dan penuh makna. Di mana setiap alurnya akan membuat pembaca merenung dan tergerak untuk melihat dunia dengan sudut pandang berbeda. Bagi yang ingin tahu lebih banyak tentang novel-novel terkenal dan inspiratif, bisa langsung kunjungi laman https://urpilibros.com/.
















