Hasilnya, pasangan Mahyeldi Vasco masih tetap unggul diseluruh Kabupaten Kota dengan presentase keterpilihan mencapai angka diatas 70 persen di kalangan pekerja formal maupun informal segala usia.
“Begitupun dengan kecenderungan pilihan Gubernur berdasarkan pilihan partai politik. Menariknya, pemilih Nasdem, Golkar dan Parpol lain pengusung Epyardi- Ekos di akar rumput, malah cenderung memilih Mahyeldi-Vasco daripada Epyardi-Ekos Albar yang hanya kuat di sebagian pemilih PAN.” ucap Edo Andrefson.
Ia menambahkan, tingginya elektabilitas pasangan Mahyeldi-Vasco, tidak terlepas dari kedekatan yang berhasil dibangun pasangan ini dengan masyarakat. Hal ini, ditambah dengan faktor pertimbangan masyarakat terhadap rekam jejak dan pengalaman keduanya.
“Masyarakat juga puas dengan kinerja Mahyeldi sebagai Gubernur Petahana. Tapi yang paling signifikan, adalah soal karakter. Pada Pilgub kali ini, masyarakat menilai sedang terjadi pertarungan antara tokoh antagonis dan protagonis antara Mahyeldi dan Epyardi,” tambahnya.
Saking berpengaruhnya faktor penilaian pemilih terhadap perbandingan karakter personal antara Mahyeldi dan Epyardi, masyarakat Sumbar bahkan kini sudah tidak peduli lagi dengan sentimen anti PKS yang hampir selalu mengemuka dalam beberapa Pilgub Sumbar terakhir.
“Perbandingan karakter Mahyeldi dan Epyardi sangat mempengaruhi keputusan pemilih. Soal visi misi tidak terlalu menjadi pertimbangan karena tawarannya keduanya hampir sama saja. Makanya sampai dengan tujuh hari jelang pemilihan, elektabilitas Mahyeldi-Vasco tetap tinggi stabil ,” pungkasnya (rel)

















