Uji coba modul ini terang Yayuk, sudah dilakukan di SMAN 1 Solok, dan SMAN 1 Sumbar. Dari hasil uji coba, ternyata modul ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dari para siswa dan guru. “Ini menambah keyakinan kami pewarisan ini harus terus dilaksanakan ke depan,” ungkap Yayuk.
Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Barlius mengungkapkan rasa syukurnya atas telah diujicobanya modul ajar WTBOS ini ke sekolah. “Kini ada modulnya tentu jadi panduan untuk membuat kurikulum belajar. Setelah ini kita kumpulkan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang terkait, seperti PKn (Pendidikan Kewarganegaraan), Sejarah, Sosiologi, dan Fisika,” ujar Barlius.
Barlius mengatakan tidak ada yang abadi, generasi datang dan pergi pada waktunya. “Maka kita yang sekarang ini membuat warisan yang abadi untuk generasi muda dan yang akan lahir nantinya,” ujarnya.
Menurutnya, implementasi modul ajar WTBOS di sekolah ada tiga ruang, yakni kurikuler, seperti kurikulum muatan lokal. Tetapi ini harus melalui pengakuan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen). Lalu kokurikuler dan ekstrakurikuler, yang lempang jalannya dan sangat banyak, sehingga bisa WTBOS bisa masuk di sini.
Kokurikuler dan ekstrakurikuler inilah yang bisa diintegrasikan ke mata pelajaran PKN, Sejarah, Sosiologi, Fisika, mata pelajaran lainnya. “Jadi, bisa Kokurikuler, yakni penugasan dari guru mengunjungi WTBOS di Kota Sawahlunto, lalu bikin tugas, dan bisa juga diseminarkan oleh anak-anak ini,” terangnya.
Ekstrakurikuler misalnya dengan membuat project, lalu ditampilkan dalam suatu acara, dan mengundang para pihak. “Prinsipnya ini akan dilaksanakan di sekolah menengah atas di Sumatera Barat,” janji Barlius.
Di dalam Modul Ajar WTBOS yang diserahkan itu terdapat sekelumit Sejarah perjalanan WTBOS menjadi warisan dunia, Sejarah Tambang Batu Bara Ombilin, Atribut tiga serangkai (3 Area) WTBOS, Panduan Umum P5, Mari susun rencana seperti materi WTBOS, pertanyaan pemantik, merencanakan project dan merencanakan asesmen.(fan)




















