Senada, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Choiri Fauzi mengungkapkan bahwa perempuan sangat rentan jadi sasaran kekerasan dalam kontestasi ini. Mulai ujaran kebencian di media sosial hingga money politics.
“Karena mungkin dianggap selama ini perempuan itu lemah, perempuan tidak berdaya,” ungkap Arifah saat ditemui dalam kesempatan yang sama. Padahal, sebaliknya, perempuan punya kemampuan yang sama dengan para laki-laki ketika diajukan sebagai bakal calon pemimpin daerah.
Komisioner KPU RI Iffa Rosita menambahkan, pihaknya mendukung kampanye yang digagas Bawaslu. Sebagai penyelenggara, pihaknya siap untuk melayani semua pemilih dan peserta secara setara. Baik laki-laki maupun perempuan. Dia juga berharap perempuan bisa menjadi subjek penentu. “Jangan sampai menjadi penghambat perempuan untuk menggunakan hak-haknya secara mandiri,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang Bareskrim Polri Brigjen Pol Desy Andriani memastikan, pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah perlindungan di lapangan. Bhabinkamtibmas dan semua lini yang di ada lapangan diminta untuk melakukan langkah-langkah preventif. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah adanya kasus yang masuk ke ranah penegakan hukum.
“Apabila nanti ada perempuan dan anak yang tidak mendapatkan perlakuan, melakukan suatu pelanggaran, kami tentunya tetap akan melakukan asistensi untuk hal tersebut,” katanya. (jpg)
