SOLOK, METRO – Wakil Wali Kota Solok, Reinier mengajak mahasiswa untuk tidak golput (golongan putih/tidak memberikan suara) dalam Pemilu mendatang. Mereka diminta menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani serta, menolak berbagai bentuk politik uang merupakan sebuah kewajiban demi masa depan bangsa yang lebih baik.
Bahkan, Reinier menekankan agar masyarakat jangan tergiur dengan uang yang ditawarkan, untuk kepentingan oknum-oknum tertentu. Namun memilih secara cerdas dengan mencari tahu sosok yang akan dipilih akan membuat pelaksanaan pemilu lebih berkualitas.
Dalam kegiatan sosialisasi Politik Hukum, Budaya Politik, dan Etika Demokrasi yang digelar Kesbangpol Kota Solok, Reinier menekankan bahaya dan risiko dari politik uang yang pada ujungnya akan merugikan masyarakat.
Di hadapan peserta dari perwakilan mahasiswa, Reinier mengajak sikap menolak politik uang dan menolak Golput (tidak mencoblos).
”Ini merupakan cikal bakal dalam membentuk jiwa kepemimpinan bagi generasi muda. Generasi muda harus memupuk jiwa pemimpin yang amanah dan jujur sejak dini,” ujanya.
Reinier berharap, mahasiswa sebagai agen of change dan kontrol sosial turut andil dalam mencerdaskan masyarakat. Tidak terkecuali dalam hal politik, sebab mahasiswa tentu memiliki pemahaman dan pengetahuan yang cukup untuk merangkul masyarakat.
Reinier menjelaskan, pemilu menjadi bentuk kedaulatan rakyat untuk menentukan wakilnya. Mulai dari DPRD Kabupatan/Kota, DPRD Provinsi, DPR RI, termasuk DPD RI dan Presiden dan Wakil Presiden.
Anggota legislatif dan eksekutif merupakan representasi dari suara masyarakat. Untuk itu, ulasnya, masyarakat termasuk mahasiswa harus cerdas dalam menentukan wakil dan pemimpinnya.
Reinier juga mengajak secara bersama, mahasiswa dan masyarakat untuk ikut mengawal pesta demokrasi di kota Solok sehingga terwujud pemilu yang berkualitas sesuai dengan asas serta aturan yang ada.
Diketahui berdasarkan hasil rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solok, pada 10 Desember 2018, KPU Kota Solok menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di wilayah setempat sebanyak 47.418 jiwa.
Pemilih yang terdaftar dalam DPT tersebut terdiri dari 23.388 laki-laki dan 24.030 perempuan. Jumlah ini tersebar di 2 kecamatan, 13 kelurahan, dan 206 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Jika dibandingkan dengan Daftar Pemilih Sementara, jumlah DPT mengalami peningkatan dari 42 ribu jiwa menjadi 47.418 jiwa. Karena bertambah penduduk wajib KTP sebagai pemilih pemula. (vko)