AIA PACAH, METRO – Hingga kini, Kota Padang masih belum mandiri dalam menyediakan pangan untuk kebutuhan sendiri. Sebagian besar kebutuhan pokok masyarakat masih digantungkan pada daerah lain. Padahal di satu sisi, lahan pertanian di Padang juga cukup luas.
Sebut saja kebutuhan cabai. Tiap hari didatangkan dari Brebes, Aceh, Kerinci Begitu juga dengan beras dari Pesisir, ayam potong dan telur dari Payakumbuh, daging sapi dari Bukittinggi, Lampung.
Semuanya didatangkan dari luar. Ketika stok di luar lagi susah, Kota Padang malah kelimpungan. Masyarakat kadang tapakiak dengan harga yang menggila. Seperti, harga cabai yang sempat dibanderol dengan harga Rp100 ribu per kilogram.
Wali Kota Padang Mahyeldi mengatakan, persoalan pangan memang berat. Pemerintah berkewajiban menjaga ketahanan pangan, termasuk kualitas, distribusi dan harga pangan. Untuk itu, pemerintah selalu bersinergi dan bekerja sama dengan daerah-daerah penghasil pangan. Karena tidak semua jenis pangan bisa dipenuhi dan dihasilkan sendiri.
Selain itu, pemerintah juga bertanggung jawab atas ketersediaan pangan, pengembangan produksi pangan lokal, melindungi dan memberdayakan petani, nelayan, pembudi daya ikan, dan pelaku usaha pangan. Dan juga, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk peningkatan produksi pangan. Serta, memfasilitasi penggunaan dan pengembangan sarana dan prasarana dalam upaya meningkatkan produksi pangan, mengembangkan kelembagaan pangan masyarakat untuk meningkatkan produksi.
“Persoalan ketahanan pangan ini saya serahkan kepada Kepala Dinas Pangan. Bekerjalah dengan ikhlas, cerdas dan mencari solusi setiap persoalan yang ada”, ujar Mahyeldi usai melantik Syahrial sebagai Kepala Dinas Pangan Kota Padang di Ruang Abu Bakar Jaar Balai Kota Padang, Senin (18/3).
Lebih lanjut dikatakan, penyelenggaraan keamanan pangan dilakukan melalui sanitasi pangan, pengaturan terhadap bahan tambahan pangan, pengaturan terhadap pangan produk rekayasa genetik, penetapan standar kemasan pangan, pemberian jaminan keamanan, mutu, kualitas dan produk halal.
Mahyeldi juga mengatakan, Dinas Pangan juga harus menyiapkan cadangan pangan guna menanggulangi kekurangan pangan, gejolak harga pangan, bencana alam, bencana sosial dalam menghadapi keadaan darurat. Dan juga, stabilisasi pasokan dan harga pangan untuk melindungi pendapatan dan daya beli petani, nelayan, pembudi daya ikan, dan pelaku usaha pangan mikro dan kecil, serta menjaga keterjangkauan konsumen terhadap harga pokok pangan.
“Ketahanan pangan adalah persoalan serius. Tentunya, tugas ini akan menjadi tugas yang berat bagi Kepala Dinas Pangan yang baru. Namun dengan profesionalisme, kerja keras dan kerja tuntas, Insya Allah semuanya bisa diselesaikan,” beber Mahyeldi. (tin)