Senada dengan itu diakui Waka Humas SMAN 3 Pariaman, Lasrita Sofia SPd,M.Pd, menurutnya, hadirnya program Sentosa atau sekolah anti tong sampah di sekolah tersebut berawal dari tantangan yang diberikan oleh Kepala SMAN 3 Kota Pariaman, Drs. Zulfahmi yang sempat meminta dirinya bagaimana agar tong sampah di sekolah itu bisa dilenyapkan atau ditiadakan saja. “Karena itulah saya a langsung menyanggupi makanya selanjutnya seluruh tong sampah yang ada di lingkungan sekolah dibuang dari tempatnya semula. Dan selanjutnya kepada anak-anak juga diminta agar bisa memilih dan memilah sampahnya masing-masing,” terangnya.
Selama ini lanjut Larita Sofia, kehadiran sampah di lingkungan SMAN 3 Pariaman memang menjadi permasalahan tersendiri bagi pihak sekolah, terlebih mengingat banyaknya jumlah warga sekolah yang mencapai seribuan orang. Tak heran dengan jumlah sebanyak itu, sampah yang dihasilkan perharinya bisa mencapai sekitar 10 kiloan atau sekitar 300 Kg perbulannya.
Belakangan program sekolah tanpa tong sampah tersebut justeru mampu melahirkan kreatifitas lain yang sifatnya sngat konstruktif. Buktinya, bahan baku sampah yang ada akhirnya bisa diolah menjadi berbagai bahan produktif, seperti untuk pembuatan pavin block maupun bahan batu bata lainnya. “Selain itu sesuai arahan kepala sekolah kita rencanya juga akan menyiapakan kehadiran tugu berupa monumen lengkap dengan ecobriknya. “Jadi walaupun terbuat dari bahan dari sampah namun hal itu nantinya bisa dijadikan sebagai spot oleh para tamu untuk berfoto. Begitu pula monumennya juga akan dibuatkan historynya barkotnya. Jadi bagi tamu yang yang ingin berfoto bisa dilakukan di sana,” terangnya. (efa)
