“Kompleksnya masalah stunting dan banyaknya stakeholder yang terkait dalam intervensi gizi spesifik dan sensitif memerlukan pelaksanaan yang dilakukan secara terkoordinir dan terpadu kepada sasaran prioritas” pungkasnya
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Elia Munawari melaporkan bahwa pertemuan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui status gizi anak sesuai umur, mengukur prevalensi stunting di tingkat Nagari, Kecamatan dan Daerah secara berkala yang dilaporkan secara berjenjang mulai dari posyandu ke Dinas Kesehatan.
Di samping itu, juga untuk meningkatkan efektifitas penentuan target layanan dan pengalokasian sumber daya. Dan terakhir untuk memecahkan masalah dan memantau proses perencanaan di tingkat Nagari hingga Daerah
Dia juga menyampaikan laporan prevalensi berjalan tahun 2024 ini. Katanya prevalensi stunting tertinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sikabu Nagari Lubuk Alung (21,33%) yaitu pada posyandu yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sikabu berjumlah 8 Posyandu. “Sementara prevalensi stunting terendah terdapat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Alung Nagari Pasie Laweh (0.9%) berdasarkan data e-PPPBGM bulan Agustus 2024,” ujarnya.
Kegiatan yang dilaksanakan satu hari ini, menyasar kepala perangkat daerah para Camat, kapala Puskesmas Se Padang Pariaman, Wali Nagari Lokus Stunting, serta undangan lainnya dengan menghadirkan Narasumber dari Bappeda Provinsi Sumatera Barat dan Kepala Bapelitbangda Padangpariaman. (efa)




















