KOTA SOLOK, METRO – Siang itu, Jumat (15/3), aliran Batang Lembang, Kota Solok seakan kembali menjadi magnit. Di bibir sungai terlihat sejumlah pejabat penting yang tengah mengamati aliran sungai. Pemko Solok kembali melanjutkan kepeduliannya terhadap Batang Lembang.
Pantulan cahaya matahari yang baru beranjak naik pagi itu, bagaikan lukisan yang bergerak mengikuti riak aliran Batang Lembangý yang mengalir membelah kota. Memang banyak harapan bagi masyarakat agar Batang Lembang itu terus dibenahi. Harapan itu cukup lama terpendam karena memang tidak mudah.
Selain membutuhkan dana besar, persoalan lahan juga menjadi faktor penyebab tertundanya harapan masyarakat. Namun bukan tidak ada upaya yang dilakukan oleh Pemko Solok dalam menata.
Salah satu buktinya, Wali Kota Solok Zul Elfian, kembali meresmikan langsung groundbreaking sebagai tanda pelaksanaan pekerjaan Pengendalian Banjir Batang Lembang Kota Solok Tahun Anggaran 2019 di Belantaran Sungai Batang Lembang. Turut hadir Kasubdit Sungai Wilayah Barat Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Asdin Jualidy.
Bantuan dari pemerintahan pusat itu diharapkan dapat menata wajah Batang Lembang, meski dilakukan secara bertahap. Sejauh ini sejumlah titik bibir Batang Lembang mamang telah dibenahi dan telah terlihat perubahan.
Bagi Zul Elfian, dalam pembenahan aliran Batang Lembang bukan sekadar untuk memperlancar aliran air di sungai yang berada di tengah-tengah Kota Solok itu. Namun dalam pembenahan aliran Batang Lembang ini Zul Elfian menawarkan nilai tambah dengan konsep penataan yang terencana.
Secara fungsi kegiatan ini, menurut Zul Elfian, didasari karena untuk mengatasi banjir yang sering terjadi dan bahkan seakan menjadi langganan di setiap tahun. Dan kondisi ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah dalam menangggulangi bencana.
“Kami memiliki keyakinan bahwa melalui kunjungan kerja ini Bapak Direktur akan berkenan melihat dan menyerap secara langsung berbagai informasi mengenai permasalah aktual pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di Sumbar Khususnya di Kota Solok,” harap Zul Elfian ketika berbicara tentang pembenahan aliran Batang Lembang.
Keterbatasan anggaran daerah, mau tidak mau Zul Elfian harus melirik pemerintahan provinsi maupun pusat. Dengan bantuan sebesar Rp7,5 miliar ini, wajah Batang Lembang kembali sedikit dipoles.
Dan atas upaya Pemko Solok dalam membenahi aliran Batang Lembang, Kasubdit Sungai Wilayah Barat Asdin Jualidy sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Wako Solok. Menurutnya, dengan adanya kegiatan ini, dapat menanggulangi bencana banjir yang hampir setiap tahun terjadi di Kota Solok.
”Walaupun tahun ini cuma bisa membantu sepanjang 1 km, insya Allah tahun-tahun ke depannya akan kami tambahkan,” ujar Asdin.
Aliran Batang Lembang diyakini memang memiliki potensi lebih jika ditata. Ada beberapa tempat strategis yang dapat dikembangkan. Seperti keberadaan Taman Syech Kukut dan lapangan Merdeka yang dibatasi langsung dengan bibir Batang Lembang. Dua lokasi tersebut selama ini memang menjadi pusat perhatian dan sering didatangi oleh masyarakat luar untuk beraktivitas atau sekedar duduk.
Dan keberadaan Batang Lembang di lokasi itu dapat sebagai penunjang untuk lebih menarik pengunjung. Tentu jika bantaran Batang Lembang di sekitar lokasi itu dibenahi dan dilengkapi dengan sarana pendukung. Setidaknya dengan membangun taman kecil lengkap dengan bangkunya.
Tempat duduk di bantaran sungai akan dapat memberi sedikit sentuhan dan nuansa lain bagi pengunjung. Apalagi dilengkapi dengan lampu taman di sepanjang aliran. Batang Lembang sudah lama akrab dengan kehidupan masyarakat. Bahkan hingga sekarang aliran sungai yang berliku-liku itu masih menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat.
Ketika aliran Batang Lembang dalam kondisi normal, terlihat begitu bersahabat dengan masyarakat yang berdiam di bantaran sungai yang masih terlihat alami itu. Hal ini terlihat, masih banyak masyarakat yang menggantungkan hidup mereka pada Batang Lembang bahkan sebagai sumber penghasilan. Hanya bermodal rakit bambu dan jaring, beberapa masyarakat terlihat mengarungi sungai untuk menangkap Ikan.
Aktivitas masyarakat menjaring ikan bukan hanya sekedar mengisi waktu luang. Hasil yang didapat cukup memenuhi kebutuhan keluarga mereka akan lauk pauk. Malahan hasil tangkapan juga banyak yang dijual ke pasar.
Ikan yang ditangkap berupa ikan gariang, ikan bakok dan ikan gabus yang akrab dikenal denga nama ikan baung oleh masyarakat sekitar. Harga jualnya pun cukup mahal. (vko)