“Dan satu-satunya kandidat Wali Kota yang bekerja sebagai dosen (pendidik) dan menjadi Rektor di SWiNS Jakarta. Iqbal juga seorang psikolog dan konselor keluarga yang perhatian terhadap persoalan keluarga dan generasi muda. Jadi, sangat amat cocok memimpin Kota Padang,” katanya.
Keempat, Iqbal adalah perantau Minang yang sukses menapak karir dari bawah dan peduli pada kampung halaman. Berasal dari keluarga sederhana, bukan anak orang kaya, yang mewarisi dari orang tuanya. “Ayah dan ibunya asli berasal dari Minang tepatnya Sungai Limau, Padang Pariaman yang mengadu nasib di rantau orang, Sumatra Utara (Sumut). Demikian juga dengan Iqbal, setelah sukses berkarir, tetap peduli pada kampung halaman. Bercita-cita untuk membangun Kota Padang dan Sumatra Barat umumnya,” katanya.
Kelima, katanya, berpengalaman. M Iqbal berpasangan dengan Amasrul, seorang putra Kota Padang dari Koto Tangah yang lama malang melintang di dunia birokrat, sebagai lurah, camat, Kepala Dinas dan sampai Sekda Kota Padang. Lanjut sebagai Kepala Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) di Pemprov Sumbar yang dipimpina Buya Mahyeldi sebagai Gubernur.
“Maka perpaduan dua kandidat ini saling melengkapi untuk memimpin Kota Padang ke depan. Seperti dahulu Pasangan Mahyeldi-Emzalmi perpaduan antara politisi dan birokrat senior. Dilengkapi oleh Doktor Iqbal dan Amasrul sebagai politisi, akademisi dan birokrat yang sukses,” katanya. (*)
