“Spesifikasi yang diperlukan pasar global, termasuk regulasi CBAM dari Uni Eropa untuk mengatasi kebocoran emisi karbon, telah kami penuhi. Dengan demikian, produk baja lapis ramah lingkungan kami dapat diterima di mancanegara,” jelas Rendra.
“Meski kapasitas produksi kami mencapai 225 ribu ton per tahun dengan merek Nexalume, Nexium, dan Nexcolor, kami prioritaskan pemenuhan kebutuhan nasional untuk mendukung pembangunan di tanah air. Namun, ke depan, kami berencana menambah kapasitas menggunakan mesin continuous coating line baru untuk memenuhi kebutuhan ekspor,” tambah Rendra.
Pada kesempatan yang sama, Muhammad Nuranto Putra, perwakilan PT Krakatau Baja Industri (Krakatau Steel), menegaskan dukungannya terhadap langkah ekspor PT Tata Metal Lestari untuk menembus pasar global.
Sebagai penyuplai bahan baku baja lapis, Putra berharap kedua perusahaan dapat meningkatkan sinergi demi menghidupkan kembali neraca perdagangan nasional.
“Kapasitas produksi Krakatau Steel di CRM mencapai kurang lebih 800 ribu ton per tahun. Untuk ekspor, kami mengalokasikan 10-15 persen. Saat ini, kami fokus pada ekspor tidak langsung, seperti yang kami lakukan bersama PT Tata Metal Lestari,” ungkap Putra.
“Kami berharap industri dalam negeri dapat saling bersinergi untuk menghidupkan kembali neraca perdagangan nasional. Dengan mekanisme ini, ekspor dapat berjalan bebas, yang akan sangat membantu keberlanjutan industri baja nasional di tengah tantangan global saat ini,” tutupnya.(jpc)
