Edo pun menjelaskan, masyarakat Solok dinilai merasa kurang puas dengan gaya kepemimpinan Epyardi.
Salah satu faktor utamanya adalah proyek Cambai yang dinilai kontroversial dan lebih menguntungkan pribadi daripada masyarakat luas.
“Penolakan terhadap Epyardi di Solok cukup kuat. Mungkin, bagi Epyardi sendiri, fokus utamanya saat ini lebih kepada mendukung istrinya, Emiko, untuk memenangkan Pemilihan Bupati Solok, karena dia menyadari betul bahwa ada resistensi yang kuat dari masyarakat terhadap dirinya,” jelas Edo.
Ditambahkan Edo, berdasarkan survei terbaru yang dirilis SBLF beberapa waktu lalu, prediksi pada Oktober mendatang, Mahyeldi-Vasko tetap merajai di Solok Raya.
“Kalau melihat hasil survei sebelumnya, Mahyeldi diatas 70% ya. Dan kita perkirakan survei nanti di Oktober akan tetap diatas itu, dan mungkin lebih melihat perkembangannya,” kata Edo.
Selain itu, berdasarkan beberapa informasi, dukungan dari tiga mantan bupati itu diperkirakan melihat Mahyeldi sebagai sosok negarawan yang memisahkan kepentingan pribadi demi kepentingan rakyat. Sedangkan hal berbeda terjadi dengan Epyardi yang dinilai lebih mementingkan keuntungan pribadi.
“Mantan bupati ini tidak ingin masyarakat Solok salah memilih. Mereka ingin melindungi masyarakat dari kepemimpinan yang dinilai sewenang-wenang dan tidak mencerminkan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah,” tutup Edo. (her/ikh)




















