Mahyeldi juga menekankan bahwa Provinsi Sumatera Barat memiliki landasan adat yang kuat, yaitu “Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah” serta “Adat Salingka Nagari”.
Menurutnya, ini merupakan kekuatan utama masyarakat Minangkabau yang harus dipertahankan dan dilestarikan. Sebagai contoh, tradisi Buka Kapalo Banda menunjukkan adanya kebersamaan dan ikatan kuat antar warga nagari.
“Tradisi ini mencerminkan kekompakan kita sebagai masyarakat Minangkabau, dan ini adalah sesuatu yang harus dijaga agar tetap hidup dalam keseharian kita,” lanjutnya.
Ia juga menekankan pentingnya nagari sebagai benteng yang melindungi generasi muda dari pengaruh negatif di masa depan.
“Nagari merupakan benteng untuk menjaga anak dan kemanakan kita agar tetap berada di jalan yang benar,” tambahnya.
Tak hanya mendukung pelestarian tradisi Buka Kapalo Banda, Mahyeldi juga bertekad untuk mendorong nagari-nagari di Sumatera Barat agar terus menghidupkan tradisi Minangkabau lainnya, seperti silat, randai, dan seni budaya khas Minang lainnya.
“Kegiatan tradisi dan seni budaya Minang harus tetap hidup agar generasi mendatang tidak melupakan jati diri mereka,” pungkasnya. (mat)




















