untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir, Liga Premier Inggris mengirim 4 wakilnya di babak 8 besar Liga Champions.
Liga Inggris berhasil mengirim empat wakilnya ke babak 8 besar Liga Champions 2018/2019. Liverpool menjadi tim terakhir yang lolos setelah berhasil menjungkalkan tuan rumah Bayern Munchen dengan skor 3-1, pada Kamis (14/3) dinihari di Allianz Arena.
Sebelumnya, Tottenham Hotspurs, Manchester United dan Manchester City berhasil memastikan lolos terlebih dahulu. Ini menjadi pertama kalinya Liga Premier Inggris mengirim 4 wakilnya sekaligus di babak perempat final sejak musim 2008/2009.
Pada musim tersebut, Arsenal, Chelsea, Liverpool dan Manchester United berhasil melangkah ke 8 besar. Bahkan, 3 di antara mereka sukses melangkah ke fase semifinal dan mengerucut menjadi Manchester United saja yang sampai ke babak final. Namun, Barcelona mengunci gelar pada musim tersebut.
Menurut pelatih Manchester City, Pep Guardiola, kelolosan 4 tim Liga Inggris menjadi hal yang baik bagi persepakbolaan Inggris. Hal serupa juga diungkapkan Pat Nevin, mantan pemain Chelsea. Nevin mengatakan secara kualitas pemain dan sumber daya uang, seharusnya tim-tim Inggris mampu mendominasi kompetisi Eropa.
”Tahun ini, kami memiliki empat tim Inggris yang tersisa, yang merupakan situasi yang saya pikir harus kami miliki untuk sementara waktu. Mereka semua adalah pemenang potensial juga, terutama City, karena kedalaman skuad mereka,” ungkapnya.
”Mereka harus mendominasi, dengan uang yang kami miliki dalam permainan kami dan pemain sekaliber yang telah datang ke Liga Premier, tetapi Chelsea adalah tim Inggris terakhir yang memenangkan Liga Champions, pada 2012″.
Sejak terakhir Chelsea menjuarai Liga Champions 2011/2012, praktis tidak ada tim Inggris yang menjuarai kompetisi paling elit di Eropa ini. Hanya Liverpool, tim Inggris terakhir yang mampu melaju ke babak final setelahnya. Namun The Reds harus takluk dari Real Madrid di babak final.
Dalam lima musim kompetisi terakhir wakil-wakil Spanyol tampil sangat dominan. Real Madrid berhasil menggondol 4 kali The Big Ears serta berlabuh sekali ke Camp Nou, markas Barcelona pada musim 2014/2015.
Selain empat wakil Inggris di atas, Spanyol hanya mengirim satu wakil yakni Barcelona. Begitu juga dengan Italia, Portugal dan Belanda yang diwakili oleh Juventus, FC Porto dan Ajax Amsterdam. Sementara Jerman dan Perancis gagal mengirimkan satu pun wakilnya ke babak 8 besar ini.
Liverpool Kembali
Sementara itu, usai laga Pelatih Liverpool Juergen Klopp, menyebut kemenangan atas Bayern sebagai penanda Liverpool sudah kembali ke level top Eropa.
Kelolosan ini juga membuka jalan Liverpool untuk kembali ke partai puncak setelah tahun lalu. Kala itu ’Si Merah’ tumbang 1-3 dari Real Madrid di final.
Bisa menyingkirkan tim sekelas Bayern di kandangnya untuk menjejak perempatfinal bagi Klopp sudah jadi torehan spesial. Ini membuktikan Liverpool telah kembali ke jajaran elit Eropa. ”Siapapun yang kami dapatkan sebagai lawan di babak berikutnya, akan kami terima. Anak-anak menyukai kompetisi ini, mereka benar-benar bernafsu dalam momen-momen seperti ini,” ujarnya.
Lawatan ke Bayern memang jadi laga yang berat untuk The Reds. Juara bertahan Liga Jerman itu punya statistik mentereng di Allianz Arena: mereka tidak terkalahkan di Liga Champions sejak Desember 2013, saat Real Madrid pulang membawa tiga angka.
Catat pula fakta Bayern selalu lolos ke perempatfinal Liga Champions sejak 2011. Meski unggul lebih dulu, Liverpool sebenarnya tampil ceroboh di babak pertama. Gol bunuh diri Joel Mantip di menit 39 adalah puncak dari keteledoran The Reds. Kondisi yang bisa diperbaiki di babak kedua.
”Sikap para pemain luar biasa. Tiga pemain depan luar biasa, sementara anak-anak yang masuk belakangan sangat membantu. Kami sudah menetapkan sebuah penanda malam ini, bahwa LFC kembali ke level top sepakbola Eropa lagi,” tambah Klopp.
Liverpool memang sempat lama tenggelam di Liga Champions. Setelah juara pada 2005 dan jadi runner-up pada 2007, berturut-turut terhenti di semifinal dan perempatfinal pada dua musim berikutnya. Setelah itu Liverpool hanya dua kali lolos fase grup dalam delapan musim, sampai kemudian jadi runner-up musim lalu. (*/ren)