“Aisyah itu memiliki bermacam perangkat dan program yang dimiliki, badan usaha, pendidikan, sosial, kesehatan dan lain-lain yang dimiliki Aisyiyah, itu bisa dimanfaatkan untuk saling bekerjasama. Apakah ada pemerintah yang bisa bekerja sendirian? Buya Mahyeldi dan Vasko hanya manusia biasa yang pasti ada ketidaksempurnaan. Tetapi dengan Muhammadiyah dan Aisyah yang bisa memperkuat kami sebagai pemerintah daerah, harapannya kami bisa membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Sumbar ke depan berjalan lancar dan damai,” sambung Vasko Ruseimy.
Vaski Ruseimy mengaku memiliki hobi mengumpulkan masalah di manapun ia berada dan kemudian menunjuk orang yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang muncul tersebut.
“Dari yang saya amati, masalah di Sumbar itu ada dua yang saya filter, pertama pengangguran. Kita tahu itu. Kedua, harga bahan pokok masih belum stabil. In shaa Allah ke depan dengan program unggulan yang kami ciptakan bisa kami antisipasi dua hal itu,” katanya.
Membangun Sumbar, kata Vasko Ruseimy, tidak bisa dengan kondisi politik yang tidak stabil, panas, saling hujat atau dengan marah-marah.
“Membangun Sumbar itu harus dengan kondisi stabil, damai, di sana kami sepakat dengan Mahyeldi dan menggunakan tagline gerak cepat untuk sumbar, jadi kami harus benar-benar fokus. Sehingga ketika ada hujatan, fitnah dan lain-lain, saya minta untuk tidak dilawan baik, kita fokus terhadap misi dan tujuan membangun Sumbar lebih baik lagi. Para tokoh ini, tanpa wanita hebat di sampingnya, tidak ada itu,” tuturnya. (*)




















